Kepala Kantor Komunikasi Presiden Kick Off CKG di Tangsel, 301.598 Siswa Masuk Program

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi (kanan) meninjau pelaksanan CKG di SMAN 6 Kota Tangsel, Senin, 4 Agustus 2025. -Tri Budi/Tangerang Eksrpes-
PAMULANG,TANGERANGEKSPRES.ID - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi, melakukan Kick Off program Cek Kesehatan Gratis atau CKG di Kota Tangsel.
Turut mendampingi Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemenkes Asnawi Abdullah, Sekda Provinsi Banten Deden Apriandhi, Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten Lukman dan lainnya.
Sebanyak 301.598 siswa di Kota Tangsel menjadi sasaran program cek kesehatan gratis (CKG). Jumlah tersebut merupakan siswa dari tingkat SD dan sederajat hingga SMA dan sederajat.
Sebanyak 301.598 siswa tersebut terdiri dari siswa SD sebanyak 162.004, 70.829 siswa SMP dan 68.765 siswa SMA. Kick off pelaksanaan CKG di sekolah di Kota Tangsel dilaksanakan di SMAN 6 Kota Tangsel.
Diketahui, dalam rangka mewujudkan anak Indonesia yang sehat menuju generasi Indonesia Emas 2045, serta menjalankan UU No.17 tahun 2023 tentang Kesehatan dan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo, Kementerian Kesehatan melaksanakan CKG untuk anak usia sekolah dimulai hari ini, 4 Agustus 2025.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi mengatakan, pihaknya hari ini meninjau kick off CKG di sekolah, sedangkan progtam CKG untuk masyarakat sudah dilaunching pada 10 Februari 2025.
"Hari ini pemerintah jemput bola datang kesekolah-sekolah untuk periksa kesehatan anak-anak sekolah, dari tingkat SD, SMP, SMA dan sederajat. Ditarget bisa mengcover 53 juta penerima manfaat," ujarnya kepada wartawan seusai meninjau pelaksanaan CKG, Senin, 4 Agustus 2025.
Hasan menambahkan, hari ini anggota kabinet disebar di 12 titik yang melaksanakan kick off CKG di sekolah. Di SMAN 6 Tangsel ada 1.225 siswa yang menjadi sasaran CKag dan kemungkinan diperlukan 3 hari untuk memeriksa kesehatan seluruh siswa.
"Saya melihat pemeriksaan, mulai uji kebugaran, pengisian kuisoner, periksa mata, periksa darah, periksa telinga, periksa gigi, berat badan dan lainnya.
Yang saya lihat sebagian cukup bagus baik tinggi dan berat badan tapi, di gigi ada masalah dan ada 2 siswa yang tekanan darahnya tinggi," tambahnya.
Menurutnya, temuan tersebut jadi temuan awal yang bisa ditindaklanjuti supaya tidak semakin buruk kedepannya. CKG merupakan deteksi dini atau awal potensi-potensi penyakit yang bisa berbahaya dan bisa ditangani sejak dini.
"Sehingga kita nanti datang ke fasilitas kesheatan (faskes) itu bukan ketika sakit tapi, ketika sehat. Karena sekarang sudah digratiskan tidak hanya anak sekolah tapi masyarakat umum juga," jelasnya.
"Datang ke faskes itu selagi sehat, jadi kita tahu potensi sakit kita apa saja, sehingga kita bisa jaga pola hidup, budayakan hidup sehat. Sehingga penyakit berbahaya bisa kita minimalkan atau hilangkan," tuturnya.
Hasan mengaku, nantinya siswa diharapkan memiliki rekam medik dari generasi kegenerasi, seperti yang ada di luar negeri. Jadi medikal cek up hari ini bisa dicek oleh anak-anak, sehingga kita tahu riwayat sakit kita, sehingga kita punya data yang komprehensip dan mudah dilacaknya," tuturnya.
Menurutnya, di negara maju suda ada sistem seperti itu, jadi periksa kesehatan dimanapun tidak usah cek kesehatan terus lantaran sudah ada rekam mediknya.
Sumber: