Orangtua Khawatir Anaknya Keracunan MBG

MENU MBG: Menu makan MBG di SDN Cimone VI tidak layak dan banyak siswa yang tidak makan makanan yang diberikan oleh program MBG.(Foto Istimewa for Tangerang Ekspres)--
TANGERANG — Banyaknya siswa yang keracunan usai menyantap makanan dari Makanan Bergizi Gratis (MBG), membuat orangtua was-was. Apalagi, adanya pernyataan bahwa saat terjadi keracunan orangtua justru yang bertanggungjawab. Muhamad Nobel salah satu orangtua siswa dari SDN Teluknaga I tidak sepakat jika orangtua bertanggungjawab jika anaknya keracunan MBG.
”Seharusnya penyelanggara MBG yang bertanggungjawab bukan dilimpahkan ke orangtua. ”Jangan lepas tangan, apalagi menyalahkan sekolah untuk juga bertanggungjawab,” ungkapnya. Sampai saat ini, anaknya belum dapat MBG. Tetapi, melihat banyaknya kasus keracunan yang terjadi, ia mengakukhawatir.
Apalagi, ada informasi jika keracunan anaknya menjadi tanggungjawab orangtua. Artinya, pengelola dapur umum MBG ingin lepas tangan dan tidak mau disalahkan. ”Ini program pemerintah pusat, dan penyelanggara MBG ditunjuk untuk menyiapkan dan harusnya bertanggungjawab jangan hanya mencari keuntungan saja,” ujarnya. Nobel menambahkan, seharusnya penyelanggara MBG terbuka. Misalnya jika tidak ingin disalahkan mereka harus bisa terbuka jika orangtua ingin mengecek dan melihat langsung tempat produksinya.
”Harusnya, penyelanggara bisa terbuka, kita saja orangtua tidak tahu di mana dapur produksinya. Kita hanya tahu bahwa anak kita dapat MBG,” paparnya.
Ia juga mendapatkan kabar bahwa pihak sekolah juga dibebankan oleh penyelanggara jika ada alat makan yang hilang dan rusak. Maka sekolah harus mengganti dan bertanggungjawab atas kehilangan alat makan.
Padahal, sekolah hanya memfasilitasi saja bukan bertanggungjawab jika ada alat makan yang rusak dan hilang. ”Saya juga kasihan jika sekolah harus bertanggungjawab jika ada alat makan yang rusak dan hilang. Ini sebenarnya program MBG seperti apa sampai sekolah juga harus bertanggungjawab jika alat makan rusak dan hilang. Dan saya rasa, program MBG harus dievaluasi oleh pemerintah pusat agar semua pihak tidak dirugikan,” tutupnya.
Semenara itu, Koordinator Kecamatan (Korcam) Makan Bergizi Gratis (MBG) Kecamatan Rajeg M Dolly M telah menerima instruksi, agar pihak Dapur MBG memakai air kemasan yang lolos tes laboratorium untuk memasak. ”Sebagai pencegahan keracunan, untuk sekarang ini, pihak Dapur MBG harus membeli air kemasan yang sudah lolos uji laboratorium,” ungkapnya, Kamis (25/9).
Disinggung air kemasan merek apa yang direkomendasikan untuk memasak dalam program MBG, M Dolly M mengatakan, Badan Gizi Nasional (BGN) hanya sebatas menginstruksikan memakai air kemasan yang lolos uji laboratorium, tanpa merekomendasikan air kemasan merek tertentu. ”Pokoknya kemasan. Kemasan yang sudah ada hasil uji lab, untuk memasak. Kalau air untuk mencuci bahan-bahan makanan pakai air tanah yang sudah lolos uji lab juga,” imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan sebanyak 18 sekolah akan menerima program MBG di Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang. Pendistribusian makan bergizi gratis untuk 18 sekolah di kecamatan tersebut, diawali dengan peresmian Dapur MBG, di Kampung Pangarengan, RT 07 RW 06, Desa Pangarengan, Rabu (24/9). Sebanyak 18 sekolah tersebut meliputi, MI Nurul Iman, SDN Kampung Baru 1, MI Al Husni, SDN Daon 1, SDN Daon 2, SDN Daon 3. Lalu, MI Al Burhaniyah, MI Al Fitrottusalam, MI Baitul Mutaqin, TK Al Hasan, TK Insan Mulia, TK Al Fathan, KB atau PAUD An Nur, MTs Nurul Iman, SMA Nurul Iman, SMP Avicena, SMK Cita Madani, dan SMP Cita Madani. Total, sementara ini, akan distribusikan hingga 3.252 porsi MBG. Selain untuk anak sekolah, MBG juga akan menargetkan untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, mulai Senin, 29 September 2025.(ran/zak)
Sumber: