Di Tangsel, 8 Anak SMP Dibully Siswa SMA

Di Tangsel, 8 Anak SMP Dibully Siswa SMA

CIPUTAT-Kelakuan brutal dilakukan dua pelajar SMA di Kota Tangsel. Mereka melakukan perundungan atau bully terhadap delapan siswa SMP. Para pelaku memanfaatkan lahan kosong dekat Kantor Pusat Pemerintahan (Puspem) Kota Tangsel sebagai arena menganiaya. Aksi bullying pelajar itu diketahui pertama kali oleh pegawai Pemkot Tangsel yang melihat dari lantai 4 Kantor Puspem, Senin (18/9). Saksi langsung mendatangi dan menghentikan perbuatan pelaku. Dua pelaku juga diamankan. Pemicu aksi bullying itu diketahui gara-gara hilangnya ponsel salah seorang siswa SMP Negeri 18 Kota Tangsel bernama Reza. Kedua pelaku bullying yakni M Ridho Firmansyah siswa kelas 2 SMA Muhammadiyah 8 Ciputat dan Rifandi siswa kelas 2 SMK Sasmita Jaya Pamulang. Sementara, korban bullying seluruhnya berasal dari SMP Negeri 18 Kota Tangsel. Ponsel Reza hilang pada Jumat (15/8) saat nongkrong bersama teman-teman sekolahnya di depan rumah warga di RT 3/5 Kampung Maruga, Serua, Ciputat. Mereka biasa nongkrong bersama pelajar SMA di depan rumah tersebut. Ditemui terpisah, Reza mengaku ketika ponselnya hilang dia mencoba menanyakan ke pelajar lain di tempat nongkrong tersebut. “Saat HP saya hilang, saya tanya teman-teman satu tongkrongan. Tapi tidak ada yang tahu,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Senin (19/9). Reza juga menanyakannya kepada sejumlah pelajar SMA di tempat nongkrong itu. Namun, tetap tak ada yang mengaku mengetahuinya. “Senin, setelah pulang dari sekolah kita nongkrong seperti biasa, tiba-tiba delapan teman saya dari SMP Negeri 18 Tangsel disuruh kumpul di kebun kosong oleh anak SMA. Akhirnya dibully,” tambahnya. Sementara menurut salah satu korban, Rafli, bullying dilakukan teman-teman satu tongkrongannya yang biasa kumpul di depan rumah warga di RT 3/5 Kampung Maruga, Serua, Ciputat. “Sebelum kejadian kita sedang nongkrong sambil main karambol, tiba-tiba beberapa anak SMA langsung nyuruh kita ke tanah kosong,” ujarnya. Rafli menambahkan, dia bersama tujuh temannya juga disuruh buka baju. Kemudian mereka ditendang pada bagian paha saat cuaca terik. Menurutnya, pelaku menendang tidak hanya sekali. Tapi berkali kali. “Kita tidak tahu pasti alasan mereka nyuruh kita buka baju dan ditendang berulang kali,” tambah Rafli. Menurut Rafli, pelaku diperkirakan melakukan perbuatan itu lantaran kesal saat nongkrong ditanya-tanya soal hilangnya ponsel Reza. “Sebenarnya yang melakukan bullying tidak hanya dua orang, tapi banyak, mereka berhasil kabur waktu pegawai Pemkot Tangsel datang ke lokasi,” jelasnya. Warga RT 3/5 Kampung Maruga, Yuni (36) mengatakan, pelajar SMP dan SMA memang kerap nongkrong di teras rumah milik orangtuanya yang bersebelahan dengan warung miliknya. “Mereka biasa nongkrong dan jajan setelah pulang sekolah,” katanya. Menurut Yuni, saat kejadian dia sedang berada di dapur dan tidak mengetahui pasti kasus bullying yang dilakukan pelaku. “Yang saya tahu hari Jumat kemarin mereka ribut-ribut lantaran ponsel Reza hilang,” tambahnya. Pelajar yang kerap nongkrong sering dinasihati Yuni agar ganti baju dulu setelah pulang sekolah. Namun, tidak pernah didengarkan. “Mereka biasa nongkrong sampai sore,” tuturnya. Anggota Polsek Pamulang Aiptu Iwan kebetulan patroli, langsung mendatangi lokasi kejadian dan mengamankan pelaku serta korban. “Meskipun lokasinya di Ciputat kita tetap datang dan mengamankan pelaku dan korban, selanjutnya kita bawa ke Mapolsek Pamulang,” katanya. (bud/bha)

Sumber: