Beredar Surat Rekom Duet Muhamad-Rahayu

Beredar Surat Rekom Duet Muhamad-Rahayu

SERPONG-Sejak Sabtu (4/7) beredar surat rekomendasi dari DPP PDIP yang akan mengusung duet Muhamad dan Rahayu Saraswati Dhirakarya Djojohadikusomo di Pilkada Kota Tangsel. Surat tersebut menyebar di kalangan wartawan. Surat rekomendasi PDIP yang beredar itu bernomor 1506/IN/DPP/VI/2020 ditandatangani Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua Badan Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto. Belum ada kepastian, apakah surat tersebut asli atau palsu. Dalam surat rekomendasi tersebut, DPP PDIP mengusung Muhamad sebagai bakal calon walikota dipasangkan dengan Rahayu Saraswati sebagai bakal calon wakil walikota. Muhamad saat ini menjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangsel dan Rahayu merupakan keponakan dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga Ketua Umum Partai Gerindra. Ketua Panitia Penjaringan Calon Walikota Tangsel dari PDIP, Suhari Wicaksono mengaku belum mendapatkan perintah dari ketuanya untuk mengumumkan siapa calon yang akan diusung dalam Pilkada mendatang. "Saya belum lihat surat tersebut dan saya belum ada perintah dari ketua," ujarnya kepada wartawan, Sabtu (4/7). Sebelumnya, Rahayu Saraswati yang merupakan politikus Partai Gerindra menyatakan siap maju dalam Pilkada KotaTangsel. Ia pernah menjadi anggota Komisi VIII DPR RI masa bakti 2014-2019. Sementara itu, Sekretaris Partai Gerindra Kota Tangsel Yudi Budi Wibowo mengaku belum mendapatkan informasi terkait surat edaran tersebut. "Sampai Sabtu (4/7) malam saya belum dapat info atau apapun masalah SK untuk Pilkada Kota Tangsel," ujarnya. Seperti diketahui, Muhamad sudah sejak beberapa bulan lalu sudah mengumumkan bakal diusung PDIP. Selain PDIP, PSI juga menyatakan siap mendukung Muhamad. Sementara itu, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) membangun poros perubahan untuk bertarung pada Pilkada Kabupaten Pandeglang. Deklarasi tersebut dimaksudkan untuk membangun Kabupaten Pandeglang kearah yang lebih baik dengan cara membangun kebersamaan. “Kesuksesan dan keberhasilan diawali dengan kebersamaan,” kata Plt Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Provinsi Banten, Subadri Ushuludin, kepada wartawan di Gedung DPW PPP Banten, Minggu (5/7). Lanjutnya, dengan diawalinya poros perubahan oleh PPP dan PKB nantinya ia mengharapakan akan banyak partai yang bergabung kedalam koalisi tersebut. “Yang sebelumnya kita belum kuat. Jika dengan adanya koalisi kita menjadi kuat,” katanya. Ia juga mengatakan meskipun nanti PPP dan PKB harus menelan pil pahit karena tidak ada partai yang ikut kedalam koalisi poros perubahan. Subadri meyakinkan bahwa PPP akan tetap maju pada Pilkada Pandeglang tahun 2020 nanti. Hal tersebut dikarenakan sudah memiliki 11 kursi di DPRD Kabupaten Padeglang. Menurutnya 11 kursi sudah lebih dari cukup untuk mengusung bakal calon Bupati Pandeglang. “Yang penting ujungnya menang, jangan kalah,” katanya. Saat ditanya mengenai perlawanan PPP terhadap petahana Bupati Pandeglang, Irna Narulita yang sudah dua kali Pilkada tidak mendukung, Subadri mengatakan bahwa tidak ada dendam terselubung antara PPP dan Irna Narulita. “Enggak ada dendam untuk politik, tapi enggak anti petahana,” katanya. Sementara itu, Ketua DPW PKB Banten Ahmad Fauzi mengatakan tujuannya membangun koalisi bersama PPP untuk mengusung kader internalnya Fathoni Muchson untuk maju melawan pertahana pada Pilkada Pandeglang nanti. “Kami sudah menelusuri bibit bebet dan bobotnya (Fathoni Muchson). Dia masih memiliki hubungan erat dengan salah satu pendiri NU, secara bibit ini baik,” katanya. Selanjutnya, ia mengatakan sebagai bentuk keseriusannya dalam memenangkan kadernya akan mengerahkan semua kader PKB Banten untuk membantu Fathoni Muchson untuk memenangkan Pilkada Pandeglang. Sementara itu ditemui ditempat yang sama, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Pandeglang, Syahrudin mengatakan dengan adanya poros perubahan tersebut menjadikan dinamika politik Pilkada Pandeglang yang tentunya menjadi pencerahan baru bagi Kabupaten Pandeglang. Lanjutnya, dengan adanya poros perubahan tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa nantinya Gerindra akan bergabung dengan koalisi poros perubahan. Meskipun saat ini Gerindra belum memiliki calon internal yang akan diusung pada Pilkada nanti.“Belum ada kader yang akan diusung,” katanya. Sementara itu, saat ditanya mengenai kemungkinan bergabungnya Gerindra kepada petahana ia menjawab bahwa kemungkinan tersebut masih terbuka.“Sekarang kan masih lobi-lobi,” katanya. (bud/mg-06)

Sumber: