Pengerukan Sampah Cipeucang Capai 80 %

Pengerukan Sampah Cipeucang Capai 80 %

SERPONG-Proses Pengangkutan Sampah Cipeucang sudah 80 persen. Targetnya, pekan depan proses pengerukan sampah yang tumpah ke sungai Cisadane ini, rampung. Diketahui, pengangkutan sampah dari Cisadane ini dilakukan setelah turap TPA Cipeucang, di Serpong, ambrol. Wal hasil, longsoran sampah tumpah ke Sungai Cisadane pada 22 Mei lalu. Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tangsel, Yepi Suherman menjelaskan, proses pengangkutan sampah Cipeucang di aliran Sungai Cisadane sudah menyentuh angka 80 persen. "Laporan dari lapangan terakhir sudah mencapai 80 persen, untuk pengerukan sampah dari sungai 80 persen," ujar Yepi saat dikonfirmasi, Kamis (4/6). Yepi melanjutkan, selain proses pengangkatan sampah di aliran Sungai Cisadane yang dilakukan oleh pihak ketiga. Proses pembuatan terasering untuk menghambat aliran air juga sudah mulai dibuat. "Dan, pihak ketiga sudah mulai membuat terasering di lereng landfill-nya, tujuannya untuk menghambat aliran air hujan kalau hujan," katanya. Proses pengerjaan pengangkutan sampah sudah mencapai 80 persen, DLH Tangsel menargetkan akan rampung dalam waktu tujuh hari ke depan. "Kalau kami (Dinas Lingkungan Hidup-red) kan. Karena itu yang mengerjakan pihak ketiga, nah kita minta pihak ketiga usahakan tujuh hari selesai. Nah mungkin mereka berupaya, karena bekerja siang-malam, kami meminta kepada mereka secepat mungkin, upaya tujuh hari rampung," terang Yepi. Bahkan, proses pengangkutan sampah yang berada di aliran Sungai Cisadane dengan menggunakan 7 alat berat eskavator. Bukan tidak mungkin, akan selesai sebelum target yang diberikan. "Ya bisa, kalau memang itu dari segi aktivitas peralatannya, apakah ditambah lagi atau bagaimana. Yang penting kita berharap secepat mungkin dibereskan," harapnya. Yepi juga menuturkan, jika DLH dan pihak ketiga sudah melakukan pertemuan dengan anggota Komisi 4 DPRD Tangsel terkait penanganan Cipeucang. Dari pertemuan tersebut, ada tiga poin yang menjadi catatan yakni poin pertama pihak ketiga memberikan klarifikasi termasuk pengawasan dan perencanaannya. Poin kedua, segera melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan pihak lain agar bisa diangkut ke wilayah lain. "Poin ketiganya upayakan secara maksimal penanganan disana, kaya dampak baunya, terus penguatan di landfillnya. Saya juga mengajak masyarakat untuk berdoa agar TPA Cipeucang segera bisa diatasi," papar Yepi. Pada bagian lain, Kepala DLH Kota Tangsel Toto Sudarto, menyampaikan bahwa normalisasi TPA Cipeucang akan terus dilakukan sampai selesai. “Mulai tanggal 23 Mei sampai dengan hari ini, pengerukan sampah yang tumpah ke sungai sedang dan akan terus dilakukan sampai selesai. Alat berat yang totalnya ada sembilan, terus bekerja. Pemkot bekerja all out untuk menangani masalah ini. Setiap hari, Dinas Lingkungan hidup melakukan pemantauan pekerjaan. Di level pimpinan, mereka juga terus melakukan evaluasi terhadap proses penanganan. Alhamdulillah, sampai dengan hari ini, proses dan progres pengerukan berjalan sesuai target. Diharapkan, proses pengerukan ini akan selesai dalam beberapa minggu ke depan,” paparnya. Selanjutnya, Toto menambahkan tentang rencana ke depan pengelolaan sampah di Kota Tangsel. “Upaya pengerukan dan normalisasi adalah upaya penanganan jangka pendek, upaya selanjutnya adalah perluasan TPA Cipeucang melalui proyek pembangunan TPA Cipeucang tahap III yang insya Allah selesai dalam waktu delapan bulan ke depan. Setelah itu, upaya selanjutnya adalah penyelesaian proyek PLTSa atau Pembangkit Listrik Tenaga Sampah yang akan berlokasi di sebelah TPA Cipeucang eksisting,” jelas Toto lagi. Selanjutnya, Toto juga mengimbau masyarakat terkait dengan upaya penanganan sampah melalui penekanan kepada peningkatan kesadaran masyarakat. “Penanganan masalah sampah perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu. Artinya, dibutuhkan adanya kesadaran bersama dan langkah nyata semua pemangku kepentingan. Bagi masyarakat, Kami mengharapkan adanya perubahan perilaku, melalui penerapan konsep reduce, reuse, recycle dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa adanya kesadaran bersama, akan sulit untuk dapat menyelesaikan permasalahan sampah," pungkasnya. (hms/esa)

Sumber: