Rekayasa Lalulintas Sepekan

Rekayasa Lalulintas Sepekan

KOTA TANGERANG-Kemacetan tak bisa dihindari, usai Jalan Daan Mogot arah Jakarta ke Tangerang ditutup. Kemacetan panjang terlihat di Jalan Daan Mogot. Bus, truk dan kendaraan lainnya harus bergiliran masuk jalur contra flow. Rekayasa dilakukan karena jalan Daan Mogot di KM 22 yang ambles sedang dilakukan perbaikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Diprediksi, perbaikan akan selesai dalam waktu sepekan. Untuk memperlancar arus lalulintas kendaraan dari Jakarta ke Tangerang dilakukan sistem contra flow mulai dari JPO Agus Salim. Kendaraan bisa langsung menuju Lampu Merah Tanah Tinggi. Sementara kendaraan dari Tangerang ke Jakarta, dari Lampu Merah Tanah Tinggi diarahkan menuju Jalan Lio Baru yang bisa menembus ke simpang Batu Ceper. Selain itu, Pemkot Tangerang juga menyiapkan jalan alternatif. Jalan Panglima Polim yang nantinya tembus ke Benteng Betawi yang ujungnya menembus Jalan Sudirman. Wakil Walikota Tangerang Sachrudin mengatakan, yang dilakukan Pemkot Tangerang adalah melakukan rekayasa lalulintas bekerjasama dengan Polres Metro Tangerang Kota. Agar di Kota Tangerang tidak terjadi penumpukan kendaraan. "Hari ini (kemarin) perbaikan jalan yang ambles sudah dilakukan penanganan oleh Kementerian PUPR, kita bertugas melakukan rekayasa lalulintasnya. Agar pengendara dari Jakarta ke Tangerang dan sebaliknya tidak berhenti di jalan tersebut. Walaupun ada kemacetan, tetapi kendaraan masih bisa berjalan,"ujarnya saat ditemui Tangerang Ekspres di Plaza Pemkot Tangerang usai apel pegawai, Senin (13/1). Sachrudin menambahkan, untuk rekayasa lalulintas, petugas dishub yang dibantu Sat Lantas Polres Metro Tangerang Kota mengarahkan kendaraan untuk bisa menuju jalan Panglima Polim dan nantinya tembus ke Benteng Betawi. "Rekayasa ini akan kami terapkan selama satu minggu. Karena kita sudah dapat jawaban dari kementerian, perbaikan jalan tersebut akan memakan waktu satu minggu. Mudah-mudahan masyarakat bisa memahami kondisi saat ini. Karena kondisi ini bukan kehendak kita, melainkan kehendak Sang Pencipta,"paparnya. Sacrudin menjelaskan, kejadian amblesnya jalan tersebut pernah terjadi beberapa tahun belakang di situ Cipondoh. Kedalamannya melebihi Jalan Daan Mogot yang saat ini juga ambles. Tetapi masyarakat bisa memahaminya. "Jadi ini bukan pertama kalinya terjadi di Kota Tangerang, jalan di sekitar situ Cipondoh juga pernah ambles sampai lebih dari 3 meter. Tetapi masyarakat memahami dan tidak mempermasalahkan adanya perbaikan. Padahal waktu itu memakan waktu 15 hari,"ungkapnya. Sementara itu, Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Sugeng Harianto menuturkan, selama dilakukan perbaikan oleh Kementerian PUPR, anggota satuan lalulintas disiagakan untuk membantu petugas dishub dalam melakukan rekaya lalulintas. Hal itu untuk memecah kemacetan agar tidak ada penumpukan. "Sejak kemarin, anggota lantas sudah saya instruksikan untuk segera membantu dan melakukan rekayasa lalulintas mengarahkan masyarakat untuk ke jalan alternatif agar tidak ada kemacetan. Hasil koordinasi dengan pemkot, petugas akan melakukan rekayasa selama seminggu,"pungkasnya. Lanjut Sugeng, selain melakukan rekayasa lalulintas, dirinya juga menginstruksikan bagian Humas Polres Metro Tangerang Kota untuk memberitahukan kepada masyarakat jalan alternatif melalui media sosial seperti twitter, instagram dan juga facebook. Hal itu untuk memudahkan masyarakat tahu bahwa ada pengalihan arus. "Kemarin saya juga meminta kasubag humas untuk menyiarkan informasi kepada masyarakat menggunakan media sosial. Jadi masyarakat yang ingin melintas bisa tahu bahwa ada rekayasa lalulintas dan bisa mencari jalan alternatif," tuturnya. Pantauan Tangerang Ekspres, sejak pukul 06.00 WIB, kendaraan suda mulai memadati Jalan Benteng Betawi, Jalan Jendaral Sudirman (Pasar Tanah Tinggi) dan juga beberapa ruas jalan yang menuju jalan Daan Mogot. (mg-9)

Sumber: