Sangkar Burung Jadi Produk Unggulan Kedung Dalem

Sangkar Burung Jadi Produk Unggulan Kedung Dalem

MAUK – Sangkar burung dapat dianggap sebagai produk unggulan Desa Kedung Dalem, Kecamatan Mauk. Sebab, hasil kerajinan tangan warga desa ini didistrubisikan ke beberapa wilayah di Jabodetabek. Bahkan, kandang burung sudah terjual hingga Semarang, Jawa Tengah. Fahrozi, Kepala Seksi (Kasi) Pelayanan Desa Kedung Dalem mengatakan, rumah produksi sangkar burung dibawah binaan Jaenudin, Kepala Desa (Kades) Kedung Dalem, dibuka sejak enam bulan lalu. Lebih lanjut kata Fahrozi, rumah produski sangkar berawal terdiri dari empat orang pekerja, dan hanya mampu memproduksi empat sangkar burung per pekan, sekarang sudah ada belasan warga yang bekerja, serta mampu memproduksi sampai 30 sangkar burung per pekan. “Alhamdulillah, sekarang ada 13 orang warga desa sebagai pekerjanya. Dan, sudah mampu memproduksi mencapai 30 sangkar per pekan,” jelasnya, kepada Tangerang Ekspres, di rumah produksi sangkar burung yang beralamat di Kampung Risah RT 08/02, Desa Kedung Dalem. Pria yang akrab disapa Ozi ini menuturkan, banyak kepala rumah tangga yang belum memiliki usaha ataupun pekerjaan tetap di desanya. Hal tersebut kata Ozi, menjadi salah satu alasan pimpinannya berpikir untuk membuka rumah produski sangkar burung yang diberi merk 'Jaya Norton'. Ozi melanjutkan, awal kepala desa menyediakan tempat, bahan baku dan peralatan untuk membuka rumah produksi sangkar burung. Selain itu, mengajak empat orang warga untuk diajarkan membuat sangkar burung. “Jadi wajar, awal-awal bentuk dan kerapihan sangkar burung yang dibuat masih jauh sekali dibandingkan dengan yang sekarang. Sekarang warga yang menjadi pekerja, sudah pandai di bagiannya masing-masing dalam membuat sangkar burung,” ujarnya. Di tempat yang sama, Andri Hermawan, koordinator rumah produksi sangkar burung menjelaskan, pihaknya memproduksi sejumlah jenis sangkar burung, meliputi sangkar kicau, sangkar dondong dan sangkar gupon. Kepada pemilik toko kata Andri, pihaknya menjual sangkar kicau seharga Rp180 ribu, Rp145 ribu dan Rp125 ribu. “Perbedaan harga berdasarkan model, jenis kayu dan ukuran,” jelasnya. Kemudian, pihaknya menjual sangkar dondong merpati seharga Rp300 ribu dan Rp500 ribu. “Perbedaan harga berdasarkan jenis kayu. Ada kayu biasa dan ada kayu jati,” ucapnya. Lalu, pihaknya menjual sangkar gupon seharga Rp350 ribu. Menurut Andri, sejumlah jenis sangkar burung hasil produksi warga desa Kedung Dalem itu sudah didistribusikan ke toko-toko di wilayah Jabodetabek. Bahkan, ada pembeli perorangan dari Semarang, Jawa Tengah. (zky)

Sumber: