Pemdes Pasilian Tingkatkan Penghasilan Petani

Pemdes Pasilian Tingkatkan Penghasilan Petani

KRONJO -- Desa Pasilian, Kecamatan Kronjo, memiliki luas wilayah 417,991 hektar. Terdiri dari tanah sawah seluas 359,221 Hektar dan tanah bukan sawah seluas 58,77 hektar. Luasnya lahan persawahan di desa ini menjadikan profesi petani sebagai mata pencaharian andalan warganya. Tak puas hanya sebagai petani, sebagian petani mencoba membuka usaha di bidang pemeliharaan ayam, bebek dan lain-lain. Yang pasti usaha-usaha yang masih bersangkutan dengan dunia pertanian. Salwani, Penjabat (Pj) Kepala Desa Pasilian mengatakan, pemerintah desa (Pemdes) Pasilian dalam waktu dekat akan memberikan bantuan bibit bebek kepada satu kelompok tani, meskipun dia tidak merincikan jumlah bibit bebek yang diberikan. “Bantuan bibit bebek memanfaatkan anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDesa) Pasilian, bidang pemberdayaan masyarakat, pada akhir tahun 2019,” kata pria yang juga sebagai Kepala Seksi Pemerintahan Kantor Kecamatan Kronjo, kepada Tangerang Ekspres, Rabu (6/11). Lebih lanjut kata Salwani, tujuan pemberian bibit bebek adalah upaya pemdes Pasilian membantu meningkatkan penghasilan petani di desanya. Kedepan lanjutnya, bisa saja pihaknya memberikan bantuan bibit ayam. Salim, salah seorang petani mengapresiasi upaya pemdes Pasilian meningkatkan penghasilan petani di desanya. Sebab menurutnya, dengan bertani sambil memelihara ayam ataupun bebek. Itu adalah usaha nyata meningkatkan penghasilan petani. “Bahkan saya sendiri sekarang sudah coba buka usaha pemeliharaan ayam broiler sejak 2018. Kedepan kalau petani dibantu bibit ayam sekaligus pakan dari pemerintah, tentu ini adalah langkah nyata pemerintah meningkatkan penghasilan petani ,” kata ayah tiga anak ini. Di dalam kandang ayam miliknya, dipaparkan salim, dia memelihara 3.000 bibit ayam broiler. Bibit ayam broiler usia nol hari, dipelihara sampai 26 hari. Setelah seusia terebut, ayam broiler dijual dengan harga mencapai Rp23 ribu per kilogram. “Sampai panen, dari 3.000 bibit ayam broiler bisa ada yang mati sekitar 200 ayam broiler. Nah sisanya yang hgidup itu kalau dijual bisa mencapai 4,5 ton. Alhamdulillah, dari omzet yang ada setelah dipotong biaya operasional, diantaranya beli bibit dan pakan, masih ada lebihnya,” dipungkaskan Salim. (zky/mas)

Sumber: