Olahan Ikan Asin Kronjo Dikenal Enak

Olahan Ikan Asin Kronjo Dikenal Enak

KRONJO – Desa Kronjo, Kecamatan Kronjo, disebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa. Sehingga, mata pencarian sebagian penduduk desa itu adalah nelayan dan pengelola ikan. Salah satunya, Sudiharto, warga Kampung Pekapuran RT 02/05, Desa Kronjo. Sudiharto menampung ikan mencapai tiga ton per pekan. Ia menampung berbagai jenis ikan diantaranya, ikan layang, lesi, kembung, tembang, petek, samge, pari, teri dan tongkol. Ikan-ikan dikelola menjadi ikan asin. Adapun proses produski ikan asin mulai dari perendaman ikan ke dalam air garam. Selanjutnya penjemuran ikan asin. Setelah kering, ikan asin dibungkus ke dalam kardus. Terakhir ikan asin dikirim ke beberapa wilayah, seperti Serang, Pandeglang, Bogor, Tangerang dan sekitar. Kepada Tangerang Ekspres, Sudiharto mengatakan, mulai menjalankan usaha pengasinan ikan bersama orang tuanya sejak 1992. Awal ia hanya menampung ikan sebanyak satu sampai dua kuintal per pekan. Sekarang ia sudah menampung ikan mencapai tiga ton per pekan. “Saya jemur ikan-ikan sebanyak itu di atas lahan seluas kisaran satu hektar. Digulir saja jemurnya setiap hari dalam sepekan,” kata pria yang akrab disapa Harto, di tempat usahanya, Senin (28/10). Harto mengatakan, menjual ikan asin paling mahal seharga Rp32 ribu per kilogram. “Ini untuk harga jual ikan asin jenis tongkol,” jelasnya. Sedangkan kata Harto, ikan asin paling murah dijual dengan harga Rp13 ribu. “Ini untuk harga jenis ikan asin jenis tembang,” jelasnya lagi. Harto menambahkan, ikan asin produksi Kronjo dikenal dengan harga yang lebih mahal. Ia mengklaim harga yang mahal sebanding dengan kualitas dan rasa yang enak dari ikan asin Kronjo. Sebab, ikan asin Kronjo diproduksi memakai ikan yang baik dan tidak berbahan pengawet. “Bila dibandingkan wilayah lain, ikan asin Kronjo dikenal mahal, tapi harga sebanding dengan kualitas yang kami miliki,” menurutnya. Sementara itu, Tarisno, Kepala Desa Kronjo mengatakan, pengelolaan ikan asin adalah salah satu usaha milik sejumlah warga Desa Kronjo. Disamping pengelolaan ikan asin kata Tarisno, ada pengelolaan sate bandeng dan otak-otak ikan di Desa Kronjo. “Mata pencarian sebagian penduduk kami tidak terlepas dari nelayan dan dunia perikanan,” jelasnya. Sebab kata Tarisno, Desa Kronjo disebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa. Jadi, banyak warganya berprofesi sebagai nelayan. Di luar itu, dengan geografis tersebut Desa Kronjo memiliki potensi lain di bidang pariwisata. “Salah satu pariwisata yang kami punya adalah objek wisata religi Pulau Cangkir,” pungkasnya. (zky/mas)

Sumber: