Reviltalisasi TPA Jatiwaringin Gandeng UGM

Reviltalisasi TPA Jatiwaringin Gandeng UGM

TIGARAKSA – Tempat pembuangan akhir (TPA) milik Pemkab Tangerang yang berlokasi di Desa Jatiwaringin, Kecamatan Mauk akan direvitalisasi. Sebab, kondisi saat ini di tempat pembuangan sampah warga Kabupaten Tangerang, dinilai sudah kelebihan beban. Apalagi, untuk debit sampah yang masuk setiap harinya mencapai sekira 1.000 ton. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang, Ahmad Taufik mengatakan, kegiatan reviltalisasi sudah mencapai tahap penyusunan detail enginerring desain (DED). Adapun proses penyusunan fasilibility study (FS) sudah dilewati. Ia mengungkapkan, Pemkab Tangerang menggandeng civitas akademik Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam penyusunan dokumen DED. “Kita bekerjasama dengan profesor dan ahli untuk dapat memaksimalkan dan mengoptimalkan TPA Jatiwaringin berubah menjadi lebih baik. Adapun pengerjaaan dilakukan dimulai pada triwulan pertama atau kedua di tahun anggaran 2020,” katanya, kepada Tangerang Ekspres melalui sambungan seluler, Senin (7/10). Menurut Taufik, dari lahan seluas 21 hektare yang terpakai untuk area aktivitas pengelolaan sampah baru sekira 15 hektare. Nantinya, akan ada perluasan sekira 1,5 hingga dua hektare untuk tempat pengelolaan sampah. Intinya, membuat lingkungan di sekitar TPA menjadi lebih indah dan asri dengan dibangun taman-taman. “Kalau lingkungan asri dan sejuk jadi lebih cocok untuk perkantoran juga. Termasuk nanti kita memakai teknologi untuk pengelolaan sampah. Semua hasil kerjsama dengan akademis dari UGM,” kata mantan Kadisporabudpar. Taufik berharap setelah proses revitalisasi, bau tidak sedap akibat penumpukan sampah dapat berkurang. Sebab, akan ada pengelolaan gas metana yang berasal dari pembusukan. Tujuannya, memaksimalkan potensi selain dari meningkatkan kapasitas penampungan. “Nanti disekeliling TPA akan kita bangun tembok penahan tumpukan sampah dengan paku bumi, atau sama seperti pada tembok penahan di Sungai Cisadane. Agar tidak terjadi longsoran sampah. Serta, dengan teknologi yang akan digunakan pada revitalisasi diharapkan mengurangi bau tidak sedap,” ungkapnya. “Pembuatan master plan dan DED oleh UGM, untuk panduan pengelolaan sampah dan revitalisasi. Kalau kegiatan pengelolaan sampahnya berbeda lagi. Sebelum revitalisasi ini kita sudah lakukan kunjungan ke Surabaya, Malang dan Makasar. Sistemnya kita adopsi dan padukan semuanya di TPA Jatiwaringin. Namun, adanya penyesuaian berdasarkan kondisi dan situasi penampungan,” tutupnya. (mg-10/mas)

Sumber: