Sampai Juli, 59 Kali Kebakaran

Sampai Juli, 59 Kali Kebakaran

SERPONG UTARA-Kejadian kebakaran di Kota Tangsel cukup tinggi. Hingga Juli, sudah terjadi 59 kali kebakaran. Karena tingginya kebakaran ini, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Tangsel Uci Sanusi, mengajak warga untuk berhati dalam menggunakan alat listrik dan media yang dapat memantik api. Apalagi, kata Uci, musim kemarau yang telah berjalan beberapa bulan ini meningkatkan potensi rawan kebakaran. Baik di ladang atau hutan maupun daerah permukiman padat penduduk. Uci Sanusi mengatakan, musim kemarau seperti saat ini, intensitas kebakaran jadi lebih tinggi. "Tata-rata penyebab kebakaran di pemukiman padat penduduk adalah korsleting atau hubungan arus pendek listrik, ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Minggu (4/8). Uci menambahkan, kasus kebakaran yang sering dihadapi adlaah bahaya korslet listrik. Daerah hunian padat memiliki berbagai macam karakter bangunan, cara penyambungan listrik juga biasanya tumpang tindih yang rentan terjadinya korslet. Di daerah hunian padat biasanya di badan jalan ada jemuran, gerobak, dan lainnya yang menghambar petugas. Belum lagi harus menghadapi emosi masyarakat. Petugas semakin sulit menjangkau ke TKP karena kerumunan warga yang menonton. Selain itu, sumber air pun kerap sulit ditemukan didaerah pemukiman padat. "Biasanya sumber air seperti got itu airnya kering, isinya hanya sampah. Padahal dinas pemadam kebakaran saat datang hanya membawa air yang jumlahnya terbatas," tambahnya. Masih menurutnya, potensi kebakaran tinggi juga bisa terjadi di ruang terbuka yang ditumbuhi semak-semak atau alang-alang. Semak kering memicu timbulnya api karena suhu udara yang tinggi. Di musim kemarau rawan timbul api di rawa-rawa kering atau semak-semak karena akibat panas lalu menimbulkan api. "Ada juga kebakaran terjadi yang awalnya warga membakar sampah, dan merambat dan membakar rumah warga," jelasnya. Uci menjelaskan, sampai saat ini di Tangsel sudah terjadi 59 kasus kemakaran selama 2019. Bahkan dalama sehari pernah terjadi empat kasus kebakaran. Musim kemarau ini Uci mengimbau agar masyarakat tidak bakar sampah sembatangan, apalagi dekat pemukiman. Juga tidak membuang puntung rokok di lahan kering karena dapat memicu kebakaran. "Termasuk penggunaan listrik, alat elektonik yang mudah panas dan pemicu kebaran agar lebih waspada," tutunya. (bud)

Sumber: