3,1 Ton Jagung India Dimusnahkan, Mengandung Bakteri Membahayakan

3,1 Ton Jagung India Dimusnahkan, Mengandung Bakteri Membahayakan

TANGERANG – Sebanyak 3,1 ton benih jagung asal India dimusnahkan di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Rabu (31/7). Benih jagung tersebut mengandung bakteri sehingga membahayakan tanaman lain. Jagung tersebut dimusnahkan dengan cara dibakar menggunakan mesin Incinerator milik Balai Besar Karantina Pertanian Bandara Soetta. Kepala Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Purwo Widiarto mengatakan, benih jagung varietas Dragon 77 tersebut masuk ke Indonesia secara resmi dan dilengkapi dengan dokumen karantina dari negara asal pada 1 Juli lalu. Tetapi setelah dilakukan pengecekan di laboratorium, benih tersebut mengandung bakteri pantoea ananatis. "Benih jagung ini diimpor sesuai dengan prosedur, tetapi diketahui ada bakteri setelah dilakukan pengecekan di laboratorium ada bakteri. Untuk itu kita musnahkan agar tidak menjadi bahaya bagi tanaman lainnya,"ujarnya kepada Tangerang Ekspres. Purwo menambahkan, bakteri Pantoea Ananatis termasuk dalam kategori Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) A2 Golongan 1. Artinya bakteri yang ada pada jagung belum ada ditemukan di Indonesia dan tidak dapat diberi perlakuan (karantina) sehingga harus dimusnahkan. "Bakteri ini belum ada di Indonesia, jadi kita harus memusnahkan dengan cara dibakar. Kalau tidak dimusnahkan bakteri ini bisa menyebar kemana-mana, ini cara kita untuk melakukan pencegahan,"paparnya. Sementara itu Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil menjelaskan, apabila benih jagung tersebut lolos dan ditanam di Indonesia dapat berakibat buruk pada tanaman lainnya. Bahkan dapat merusak lahan pertanian. "Benih ini sangat berbahaya, bisa mengancam pertumbuhan maupun produksi jagung nasional kita. Sesuai prosedur, maka kita musnahkan agar tidak merusak produksi jagung kita,"ungkapnya. Ali menuturkan, pemusnahan tersebut dilakukan untuk mencegah masuk dan tersebarnya OPTK Pantoea Ananatis sebagai penyakit yang berpotensi mengancam sentra pertanaman jagung di Indonesia. "Harus kita pastikan benih ex-impor yang tidak memenuhi quarantine requirements ini musnah. Kita tidak mau mengambil resiko, kalau kita biarkan maka produksi jagung kita akan rusak diakibatkan bakteri ini,"tutupnya. (mg-9)

Sumber: