Gebrak Sipintar Raih Penghargaan

Gebrak Sipintar Raih Penghargaan

TIGARAKSA – Dua Pegiat koperasi asal Kabupaten Tangerang meraih penghargaan dari pemerintah pusat. Mereka atas nama Endeh Farida yang meraih Styalancana Wira Karya yang merupakan pencetus Gerakan Bersama Atasi Kemiskinan melalui Simpan-Pinjam Tanpa Agunan dan Risiko (Gebrak Sipintar). Serta atas nama I Wayan Wirawan Ketua Koperasi Karyawan PT ADIS, berhasil meraih penghargaan bhakti koperasi dan usaha kecil menengah. Keduanya menerima pada hari koperasi nasional dari Presiden RI dan Kementerian Koperasi di Purwokerto, Jumat (12/7). Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menangah (Dinkop-UMKM) Kabupaten Tangerang, Nurul Hayati mengatakan, saat ini konsep besar koperasi berfokus pada pemberantasan kemiskinan. Terutama melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat. “Melalui Gebrak Sipintar kita berfokus kepada peningkatan kesejahteraan dengan anggota koperasinya secara keseluruhan punya usaha mandiri. Karena itu, kita ciptakan iklim untuk dapat koperasi yang masuk program tumbuh dan berkembang,” katanya kepada Tangerang Ekspres, Rabu (17/7). Dimana Pemkab melalui Unit Pembiayaan Dana Bergulir mengucurkan pinjaman untuk koperasi hingga Rp2 miliar yang diperuntukan koperasi simpan pinjam. Adapun koperasi yang masuk program Gebrak Sipintar mendapat kucuran pinjaman hingga Rp4 miliar. Senada, Kepala Bidang Pengembangan Koperasi Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menangah (Dinkop-UMKM) Kabupaten Tangerang, Ratnawati mengatakan, koperasi menjadi penopang ekonomi masyarakat. Dimana saat ini ada 301 koperasi yang aktif dan turut menyumbang pertumbuhan ekonomi di daerah. “Koperasi itu tahan goncangan ekonomi global, nyatanya pada krisis di 2008 koperasi mampu tumbuh secara positif. Kita punya koperasi yang sudah masuk program Gebrak Sipintar dan banyak koperasi yang aktif dan ini menjadi peluang besar,” ucapnya. Diketahui, koperasi yang masuk program Gebrak Sipintar diantaranya koperasi Benteng Mikro Indonesia yang memiliki anggota sekira 150 ribu orang. Kemudian ada koperasi Abdi Kerta Raharja yang memiliki anggota sekira 35 ribu orang. Lalu, koperasi unit desa yang mencakup semua desa se-Kabupaten Tangerang dengan anggota sebanyak 15 ribu orang. Serta koperasi Dharma Wanita yang merupakan koperasi untuk istri Aparatur Sipil Negara (ASN). Sementara, pegiat koperasi Endeh Farida mengaku, perkembangan koperasi dari tahun ke tahun memang cukup menggembirakan. Namun dibandingkan secara kualitasi dan kuantitas dengan kelembagaan swasta lain setingkat koperasi dinilai masih belum membanggakan. “Karena koperasi masih dipandang sebelah mata. Sehingga belum adanya sinergitas yang optimal bagi perkembangan koperasi,” katanya ketika dihubungi Tangerang Ekspres. Farida mengungkapkan, koperasi retail belum dilibatkan dalam kegiatan dalam pengadaan barang dan jasa serta pembangunan fisik di pemerintahan ataupun swasta. Ia mengatakan, hal sama terjadi di koperasi simpan-pinjam yang masih kalah dengan sebaran microfinance yang tersebar hingga peloosok pedesaan dan disokong pemodal besar. “Mereka pemodal besar melalui kredit mikro tidak ada pemberdayaan masyarakat karena dianggap nasabah. Dan ini berbeda dengan koperasi yang menggangap anggota masuk sebagai pemilik dan pemanfaat. Maka itulah perlunya dukungan dari pemerintah untuk koperasi. Agar dapat memperkuat ekonomi kerakyatan,” tutupnya. Senada, Ketua Koperasi Kayawan PT ADIS, I Wayan Wirawan menjelaskan, belum banyaknya sumber daya manusia yang memahami ilmu perkoperasian. Selain itu, masih belum banyaknya masyarakat yang menjadi anggota koperasi memanfaatkan kemajuan teknologi. Kata Wayan, hal ini disebabkan masyarakat pada umumnya masih menganggap remeh koperasi dan hanya untuk usaha dan tempat berhutang kecil-kecilan. Lanjutnya, pemerintah dinilai masih belum ada niatan yang sungguh-sungguh dalam memajukan koperasi walaupun sudah ada peraturan dan kelembagaan resmi yang mengurusi kopersi. Ia menilai belum adanya fasilitasi dan sosialisasi yang massif perihal perkoperasian kepada masyarakat. “Itu salah satu alasan mengapa koperasi masih banyak yang belum maju-maju. Sedangkan untuk koperasi yang sudah maju dan memiliki sumber daya manusia yang cukup seharusnya lebih banyak memanfaatkan kemajuan teknologi,” tutupnya. (mg-10/mas)

Sumber: