Lelang PTSLa Tunggu Restu Kemenkeu, Terbuka untuk Kontraktor Asing

Lelang PTSLa Tunggu Restu Kemenkeu, Terbuka untuk Kontraktor Asing

CIPUTAT-Pemkot Kota Tangsel targetkan pembangunan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di TPA Cipeucang dimulai 2020. Pemkot Tangsel melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) telah melakukan market sounding Outline Business Case (OBC). Asisten Daerah (Asda) Dua Kota Tangsel Retno Prawati mengatakan, proses yang selanjutnya adalah melakukan persetujuan untuk pendampingan terkait rencana yang dilakukan kesiapan proses lelang. "Jadi penyelesaian daripada Final Business Case (FBC) dan juga penentuan-penentuan dari pendampingan proses lelang, selanjutnya akan dilakukan proses lelang," ujarnya kepada Tangerang Ekspres seusai rapat pembahasan kelanjutan PLTSa di Balai Kota, Senin (15/7). Retno menambahkan, peserta lelang bisa berasal dari luar negeri dan dokumennya sedang dipersiapkan. Saat ini pemkot akan bentuk panitia untuk proses lelang dan kerja sama berdampingan dengan lembaga kebijakan pengadaan barang atau jasa pemerintah (LKPP). Menrutnya, proses lelang menunggu persetujuan dulu dokumen dari Kementerian Keuangan. "Paling lambat 16 Agustus harus sudah disetujui kementerian," tambahnya. Mantan Kadis PU Tangsel tersebut menuturkan, market sounding yang sudah dilakukan peserta melebihi dari undangan dan peminatnya melebihi dari yang diharapkan. "Setelah ini proses selanjutnya adalah lelang dan akhir tahun diharap ada pemenang dan pembangunan diharap mulai awal 2020," tuturnya. Sementara itu, Asisten Deputi Inftrasrutktur Pertambangan dan Energi Kemenko Kemaritiman Yudi Prabangkara mengatakan, PTSLa Cipeucang merupakan satu dari 223 proyek startegis nasional. Dalam proyek tersebut semua berkepentingan untuk melakukan progran itu. "Pengelolaan sampah ini adalah kewenangan penuh pemda, pemerintah pusat hanya memfasilitasi terselenggaranya program ini," ujarnya. Yudi menambahkan, kementerian sudah kerja keras dan akan terus kawal Tangsel untuk bisa menyelenggarakan progran yang sudah ditugaskan pusat kepada 12 kota dan salah satunya Tangsel. Selain Tangsel, di Banten juga ada Kota Tangerang yang sednag mengejakan program tersebut. "Programnya adalah pembangunan fasilitas pengolah sampah yang menghasilkan listrik dengan berbasis teknologi ramah lingkungan,"tambahnya. Masih menurutnya, setelah market souding, tahapannya segera bisa dintukan. Mulai dari siapa pengembangnya, dan pengembangnya akan segera membangun serta mengoperasikan pengolahan sampah yang menghasilkan listrik tersebut. "Saya berharapa ada percepatan dan 19 Agustus sudah mulai ada penyiapan support atau bantuan dari pemerintah kepada pemenang. Proses lelang ini harus dilalakukan sebeluam 2019 selesai dan awal 2020 mulai dikerjakan dan mengoperasikan selama 20 tahun kedepan," jelasnya. Yudi berharap, dengan pembangunan tersebut maka masalah sampah di Tangsel bisa selesai. Selesai tidak hanya dengan programa tersebut dan harus terintegrasi dengan sistem pengelolaan sampah kota. "Saya berharap Tangsel bisa membuat satu perencanaan pengelolaan sampah mulai dari hulu, pengurangan sampah, TPS3R dan PTSLa. Tujuannya hanya satu, yakni memusnakan gunungan sampah dengan segera," tuturnya. Di tempat yang sama, Kepala DLH Kota Tangsel Toto Sudarto mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan merupakan tindak lanjut dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. "Mudah-mudahan dari OBC ke FBC ini bisa cepat selesai, sehingga lelang bisa segera dilakukan," ujarnya. Toto berharap, mudah-mudahan sesuai timetable yang diinginkan pimpinan Agustus mendatang sudah selesai, sehingga bulan-bulan berikutnya bisa diselesaiakan lelang dan lainnya. "Kalau percepatan administrasi selesai mudah-mudahan awal tahun depan mulai dibangun," tuturnya. (bud)

Sumber: