SMPN 5 Tigaraksa Kosong Mobiler, Jumlah Pendaftar Tak Penuhi Kuota

SMPN 5 Tigaraksa Kosong Mobiler, Jumlah Pendaftar Tak Penuhi Kuota

TIGARAKSA  – Dinas Pendidikan (Dinsik) Kabupaten Tangerang membukan SMP negeri baru pada PPDB tahun ini. Lokasinya berjarak sekira 1,4 kilometer dari kantor Desa Sodong, tepatnya di samping Stadion Mini Tigaraksa. Sekolah tersebut dibangun diatas lahan sekitar 2.000 meter persegi. Berdasarkan pantuan Tangerang Ekspres, pada hari terakhir Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMP negeri 5 Tigaraksa tersebut masih sepi pendaftar. Hanya terparkir sekira delapan sepeda motor dan satu mobil. Adapun panitia yang standbay sekira enam orang serta lima meja. Selain itu, gedung sekolah baru tersebut berlantai dua dengan enam ruangan besar serta satu ruangan di dekat tangga berukuran empat kali tiga meter. Hasil pantauan, sekolah tidak memiliki pagar ataupun plang sekolah yang bertuliskan SMPN 5 Tigaraksa. Rumput serta tanaman liar pada sisi Barat dan Utara sekolah belum dirapihkan sepenuhnya. Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, Pahrudin mengatakan, gedung SMPN 5 Tigaraksa secara administrasi pemerintahan belum menjadi milik Dindik. Ia juga mendapatkan laporan kehilangan pompa air serta pipa air di sekolah baru tersebut. Untuk itu, ia mengaku ingin sesegera mungkin dapat memanfaatkan bangunan baru SMPN 5 Tigaraksa pada tahun ajaran 2019/2020. “Belum di kita itu masih milik Dinas Bangunan dan Tata Ruang. Sehingga kita belum bisa berbuat apa-apa yang belum menjadi milik kita. Ingin secepatnya menjadi milik kita, sehingga bisa cepat kita manfaatkan,” ujarnya, saat dihubungi Tangerang Ekspres melalui sambungan seluler, Rabu (3/7). Menurutnya dibukanya PPDB di SMPN 5 Tigaraksa atas dasar surat keputusan dari Kepala Dinas Pendidikan setelah dilakukan koordinasi dengan dinas bangunan dan tata ruang. Adapun tempat pendaftaran PPDB di SMPN 5 Tigaraksa berada di SMPN 2 Tigaraksa, sehingga tampak sepi pada hari pertama pembukaan hingga penutupan. “Karena plt. kepala SMPN 5 Tigaraksa merupakan kepala sekolah juga di SMPN 2 Tigaraksa jadi untuk efesiensi pendaftaran digabungkan di SMPN 2 Tigaraksa,” jelasnya. Lanjut Pahrudin, dirinya mengakui belum adanya meja dan kursi serta kelengkapan sarana belajar mengajar di sekolah baru tersebut. Untuk itu, pada September 2019 sudah menganggarkan pembelanjaan keperluan sekolah. Sehingga sebelum akhir tahun siswa dapat sepenuhnya memanfaatkan fasilitas di gedung baru. “Ada dua solusi sampai nanti kita bisa memiliki sepenuhnya. Siswa bisa belajar di SMPN 2 Tigaraksa atau di SDN terdekat. Nanti kita bicarakan lebih lanjut untuk rencana belajar siswa baru ini. Sesegera mungkin bisa normal belajar di gedung baru,” katanya. Ia mengungkapkan, dibangunnya sekolah SMPN di daerah perbatasan antara Kecamatan Jambe dengan Tigaraksa dimaksudkan agar bisa menampung siswa SD di dua daerah. Sehingga kekurangan SMP negeri di Kecamatan Jambe dapat terpenuhi. “Sekarang di Jambe hanya satu SMP negeri dan kita berharap dengan adanya sekolah baru di perbatasan dapat menampung siswa SD se-Kecamatan Jambe,” tukasnya. Sementara itu, salah satu orang tua siswa SD yang bertempat tinggal di Desa Sodong, Dendi mengaku, mendaftarkan anaknya di SMPN 5 Tigaraksa, sebab sekolah tersebut merupakan yang terdekat dengan rumahnya. Sebenarnya, ia ingin mendaftarkan anaknya di SMPN lainnya, namun karena sistem zonasi yang membuat dirinya berpikir dua kali. “Jarak ke sekolah ada satu kilo meter. Tadi daftar sudah ada 133 siswa dari kuota 144 siswa. Saya paksakan anak ke sini biar merasakan tidak punya kakak kelas. Inginnya memang ke sekolah yang lebih dari ini, namun karena di sini juga negeri jadi tetap saya mau daftar,” ujarnya. (mg-10/mas)

Sumber: