Tokoh Minta Pemerintah Serius Tangani HIV
Tokoh ulama Banten sekaligus salah satu pendiri Kota Serang, Embay Mulya Syarief. (DOC FOR TANGERANG EKSPRES)--
TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Meningkatnya kasus HIV di Kota Serang mendapat perhatian serius dari tokoh Banten sekaligus salah satu pendiri Kota Serang, Embay Mulya Syarief. Ia menilai bahwa penyebaran HIV tidak hanya menjadi persoalan kesehatan, namun juga persoalan moral, sosial, dan agama yang harus ditangani secara menyeluruh.
Menanggapi data terbaru KPA Kota Serang yang mencatat 147 kasus baru HIV sepanjang 2025 dengan mayoritas berasal dari kelompok LSL (laki-laki suka laki-laki), Embay menegaskan pentingnya keterlibatan tokoh agama dalam proses edukasi dan penanganan kasus. Menurutnya, pendekatan berbasis sosial dan agama menjadi langkah yang tidak bisa dipisahkan.
“Peran pemerintah harus lebih intensif dalam melakukan penyuluhan kepada masyarakat. Penyuluhan ini harus dilakukan bersama para ulama, agamawan, dan tokoh masyarakat agar perilaku menyimpang dapat diminimalisir. Jika tidak, hal ini dapat berakibat buruk bagi kehidupan, salah satunya munculnya penyakit menular yang sulit atau bahkan tidak bisa disembuhkan,” ujarnya saat dimintai tanggapan oleh Tangerang Ekspres, Selasa (25/11).
Embay menyebut HIV/AIDS sebagai penyakit yang penularannya berlangsung "sunyi" dan sulit terdeteksi sejak dini. Karena sifatnya yang tidak langsung terlihat, ia khawatir penularan sudah merambah berbagai kelompok masyarakat, termasuk aparatur pemerintahan.
“Penularan HIV/AIDS ini sifatnya tersembunyi dan sulit diketahui. Boleh jadi, di lingkungan ASN maupun kelompok masyarakat lainnya sudah ada yang terlibat dalam perilaku LGBT,” katanya.
Pernyataannya merujuk pada data KPA Kota Serang yang mencatat bahwa kelompok LSL menjadi populasi paling dominan dalam penyebaran HIV di daerah ini.
Embay mengingatkan bahwa dalam perspektif Islam, perilaku LGBT merupakan perbuatan terlarang yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an. Ia menyebut kisah kaum Nabi Luth sebagai contoh nyata akibat perilaku moral yang menyimpang.
“Dalam Islam, LGBT merupakan perilaku yang sangat dilarang. Bahkan Al-Qur’an sudah jelas memberikan peringatan melalui kisah umat Nabi Luth. Kaum tersebut mendapat azab dari Allah dan wilayah mereka dijungkirbalikkan hingga menjadi Laut Mati yang saat ini berada di wilayah Yordania,” tuturnya.
Menurutnya, persoalan HIV tidak hanya bisa diselesaikan melalui pendekatan medis, namun perlu dikembalikan pada pondasi nilai keimanan dan akhlak.
Embay menilai salah satu penyebab perilaku berisiko muncul karena gaya hidup bebas, rendahnya pemahaman agama, dan dorongan mencari kesenangan sesaat. Ia mengajak masyarakat kembali memahami tujuan hidup.
“Manusia tidak seharusnya mengejar kesenangan sesaat dengan menghalalkan segala cara. Hidup di dunia ini sejatinya adalah perjalanan menuju akhirat. Setiap detik, manusia sedang melangkah menuju liang kubur,” ujarnya.
Ia menyampaikan pesan mendalam mengenai makna hidup manusia.
“Kita harus memahami bahwa manusia bukan sekadar penduduk bumi, tapi penduduk langit. Dunia ini bukan tempat untuk tinggal selama-lamanya, tetapi tempat untuk meninggal,” ucapnya.
Sebagai tokoh yang turut membangun Kota Serang, Embay meminta pemerintah daerah tidak hanya fokus pada penanganan medis, tetapi juga menciptakan ekosistem sosial yang menekan penyimpangan perilaku.
Sumber:


