BJB OKTOBER 2025

Fokus Ambil Alih Aset Pasar Induk Rau

Fokus Ambil Alih Aset Pasar Induk Rau

Wali Kota Serang Budi Rustandi saat menjadi pembicara dalam Dialog Publik bertajuk “Problematika Pasar Induk Rau (PIR): Siapa yang Diuntungkan?” yang digelar oleh Forum Mahasiswa Bergerak Serentak (FMBS) di Kedai Toean Han, Kota Serang, Senin (7/10).--

“Dulu yang membayar pajak justru pedagang kecil, semen­tara oknum pungli hidup dari situ. Itu tidak adil. Pemerintah hadir untuk menciptakan kesetaraan,” katanya.

Sementara itu, Ketua Him­punan Pedagang Pasar Induk Rau (HIMPAS) Anis Fuad yang juga menjadi narasumber dalam acara tersebut, me­negaskan bahwa pedagang tidak menolak penataan, namun berharap kebijakan pe­merintah tidak sampai me­ngorbankan mata pencaharian mereka.

“Permasalahan ini bukan persoalan pribadi antara kami dengan Pak Wali Kota. Kami hanya berupaya memper­tahankan mata pencaharian agar tetap bisa bertahan. Kami ingin ‘bakul nasi kami tetap berisi’,” ujarnya. 

Ia menilai, Pasar Rau me­mang memerlukan penataan, tetapi tidak harus melalui pembongkaran total.

“Saya mengapresiasi niat baik Pak Wali Kota untuk memperindah Kota Serang. Namun memper­baiki kota tidak harus selalu dengan cara membongkar. Cukup dengan penataan dan pengelolaan yang lebih baik,” katanya.

Anis menambahkan, banyak pedagang yang sudah membeli toko di Rau dengan harga tinggi berdasarkan perjanjian lama yang menjanjikan masa pakai panjang. Karena itu, ia berharap pemerintah juga mempertimbangkan hak pe­dagang lama.

“Kami hanya berharap lang­kah pembangunan itu dila­kukan dengan cara yang bijak, bukan dengan mem­bongkar seluruh pasar. Dengan begitu, wajah Kota Serang bisa lebih cantik tanpa harus mengor­bankan pedagang kecil,” ujarnya.

Baik pemerintah maupun pedagang sepakat bahwa Pasar Induk Rau perlu ditata kembali agar lebih tertib dan nyaman. Namun prosesnya harus ber­ba­sis kajian dan melibatkan seluruh pihak agar tidak me­nimbulkan kesalah­pahaman di kemudian hari. (ald)

Sumber: