MENYEBUT nama Leonardo Jardim dan Thomas Tuchel, itu seperti menyebut dua sosok yang beberapa bulan terakhir ini jadi pembicaraan hangat di Eropa. Soal prestasi, mungkin tunggu di akhir musim sampai di mana klub yang mereka tangani bisa bersaing di kompetisi domestiknya masing-masing. Jardim dan AS Monaco-nya melaju kencang sebagai pemuncak klasemen Ligue 1 dalam 32 journee (pekan) menggusur dominasi Paris Saint-Germain (PSG). Lalu, Borussia Dortmund, yang ditangani Tuchel, tengah berjuang mengamankan zona Liga Champions-nya untuk musim depan. Lupakan persaingan Monaco-Dortmund lolos ke semifinal Liga Champions. Dua pelatih ini sudah meramaikan bursa persaingan berebut kursi nahkoda klub-klub elit Eropa. Di Serie A, kedua pelatih yang beda usia setahun (Tuchel 43 tahun, Jardim 42 tahun) itu termasuk di dalam kandidat kuat pengganti Massimiliano Allegri di Juventus jika musim panas ini pergi. Melompat ke Premier League, Tuchel dan Jardim bahkan sudah sejak lama disebut bakal bersaing memperebutkan kursi Arsene Wenger yang sudah habis kontraknya pada musim panas nanti. Sama halnya dengan persaingan keduanya sebagai kandidat pengganti Luis Enrique yang habis masa tugasnya di Barcelona. Hanya, baik Jardim ataupun Tuchel masih malu-malu menanggapi ramainya rumor yang menyebut persaingan mereka berebut kursi pelatih di tiga klub elit Eropa itu. Jardim contohnya. Kepada O Jogo akhir bulan lalu pelatih berkebangsaan Portugal tersebut masih enggan berpikir soal masa depannya. Terutama begitu dikaitkan dengan klub-klub elit Eropa. "Saya tidak tahu. Saya pada saat ini masih sangat fokus untuk Monaco, sehingga saya pikir saya tidak perlu memikirkan terlebih dahulu memikirkan masa depan saya," sebut pelatih yang sudah tiga musim membesut Monaco itu. Sejak menjadi entraineur Monaco musim panas 2014, Jardim diikat kontrak yang punya durasi sampai dengan 30 Juni 2019 mendatang. "Saya masih ada waktu lebih dari dua musim di sini sesuai kontrak, dan sampai sekarang saya merasa baik-baik saja," lanjutnya. Musim ini, dia berpeluang memberi treble winners bagi Les Rouge et Blanc – julukan Monaco. Selain trofi Ligue 1, Monaco juga masih berpeluang menjuarai Liga Champions. Dalam Coupe de France, Monaco masih akan meladeni perlawanan PSG dalam semifinal yang digelar di Parc des Princes, Paris, 27 April mendatang. Beda dengan Jardim, Tuchel hanya mempunyai dua kans trofi. Antara Liga Champions dan DFB Pokal. Uniknya, sama lagi dengan Jardim, Tuchel saat semifinal DFB Pokal pada 27 April nanti juga menantang raksasa di negaranya. Dortmund akan melawan Bayern Muenchen di Allianz Arena dalam semifinal DFB Pokal. Itu alasan yang sama mengapa mereka masih enggan berpikir untuk hengkang. "Toh, saya masih terikat kontrak, saya masih gembira di sini," ungkap Tuchel beberapa bulan lalu. Kontrak Tuchel di Dortmund hanya sampai musim panas 2018 mendatang. Bukan hanya sama dari masa depannya. Jardim dan Tuchel juga punya masa lalu identik. Mereka sama-sama tidak berlatar belakang pesepak bola hebat saat masih aktif bermain. Jardim bahkan tidak pernah jadi pesepak bola. Sempat mengambil studi di jurusan Pendidikan Jasmani di sebuah universitas di Madeira, Jardim memilih keluar demi mengawali karir melatihnya. Dia mengawali karirnya sebagai pelatih junior di klub Sporting Club Santacruzense. Hal yang sama juga terjadi pada karir Tuchel. Pernah bermain sebagai bek, Tuchel hanya bermain di dua klub, Stuttgarter Kickers dan SSV Ulm. Dia pun pensiun dalam usia yang masih muda, 25 tahun, karena cedera tulang rawan kronis. Tuchel mulai melatih saat usianya 27 tahun dan dia mengawalinya sebagai pelatih tim U-19 VfB Stuttgart. Klop kan? (jpnn/apw)
Dua Anak Muda Berebut Pesona
Rabu 19-04-2017,14:07 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :