SERANG - Desain tempat pemungutan suara (TPS) harus mudah diakses oleh kaum difabel. Berkaca pada pemilu sebelumnya banyak difabel yang enggan memilih karena TPS yang dibuat menyulitkan mereka. Sekretaris DPC Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kota Serang Ferdy Syamsudin mengatakan bahwa partisipasi pemilih dari penyandang disabilitas atau difabel sangat rendah di bawah 50 persen saat Pilgub Banten 2017 lalu. Hal ini salah satunya disebabkan karena desain TPS tidak ramah pada difabel, khususnya tuna daksa. Banyak TPS yang dibuat mirip panggung yang memiliki tangga yang menyulitkan kaum difabel menaikinya. Padahal mereka juga ingin memberikan hak suara dan memiliki hak untuk menentukan pilihan. "Jadi bukannya tidak ingin nyoblos," kata Ferdy , Minggu (22/4). Ferdy mengungkapkan bahwa KPPS biasanya ingin agar TPS terlihat cantik dan menarik. Karena itu TPS dibuat lebih tinggi dibandingkan dengan kursi yang disediakan untuk pemilih sebelum mencoblos. Namun mereka kerap lupa atau abai bahwa kaum difabel akan kesulitan menjangkau TPS tersebut. Salah seorang tuna daksa di Cipete misalkan mengaku malas datang ke TPS karena susah mengaksesnya. "KPPS biasanya ngeset TPS supaya cantik tapi buat disabilitas tidak ramah," ujarnya. Ketua DPC PPDI Kota Serang Teguh Sulistyabadi membenarkan bahwa kendala kaum difabel mendatangi TPS karena mereka tahu akses ke TPS susah. Karena itu yang harus diperhatikan ketika membuat TPS adalah mudahnya akses untuk menjangkau lokasi. Untuk itu ia meminta KPU agar memberikan perhatian khusus mengenai kemudahan akses menjangkau TPS ini. "Memang harus akseseble tempatnya," katanya. Komisioner KPU Kota Serang Fierly MM mengatakan bahwa aspirasi yang disampaikan kaum difabel ini akan menjadi catatan dan akan diperkuat dalam bimbingan teknik kepada KPPS. Ia mengatakan bahwa KPPS yang sudah mengetahui ada kaum difabel di lokasi mereka harus membuat TPS yang mudah terjamah oleh disabilitas, mulai dari penerangan, tempat duduk, lokasi, dan lainnya. KPU juga mendorong para difabel untuk mendaftarkan diri menjadi anggota KPPS karena tugas KPPS masih bisa dikerjakan oleh mereka. "Mereka kalau mau daftar memungkinkan. Khususnya tuna daksa. Semua peran KPPS bisa diperankan oleh tuna daksa," katanya. Untuk memastikan TPS yang ramah difabel ia akan memantau pembuatan TPS khususnya yang ada pemilih difabelnya. Sepekan sebelum pencoblosan KPPS biasanya sudah mulai membangun TPS. Di Kota Serang sendiri sampai saat ini baru terdata 133 orang penyandang disabilitas. (and/ang)
TPS Harus Mudah Dijangkau Difabel
Senin 30-04-2018,08:28 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :