"Anggaran digelontorkan miliaran rupiah baru beberapa bulan ada belum dipakai sudah banyak yang rusak, nah ini yang dipakai aja seperti ini sekrupnya pada lepas, sudah banyak yang patah, rusak," tegas Pandu.
"Ini kita harus minta penjelasan nih ke Dinas Pendidikan, tidak bisa dibiarkan ini, duit rakyat ini," tandasnya lagi.
Anggota Komisi IV lainnya, Apanudin mengatakan, kedatangannya ke SMPN 34 untuk meninjau kondisi bangunan gedung sekolah tersebut. Namun kondisi bangunan tersebut belum selesai dan terlihat berantakan. Terlebih, pihaknya menemukan mebeler yang baru dibeli banyak yang rusak.
Dikatakan, menjadi dan kursi siswa tersebut sangat ringkih. Sebab, bahan mebeler tersebut hanya terbuat dari besi holo yang tipis yang di las asal-asalan. Kemudian penahan papan alas meja menggunakan sekrup kecil.
"Kaget juga digudang menumpuk meja sama kursi yang rusak, di dalam ruang kelas juga banyak yang patah, itu kan membahayakan siswa, bahkan yang digunakan siswa papan meja sudah banyak yang copot," paparnya.
"Kacau, bangunan harusnya sudah rampung ini tahap kedua baru 40 persen, karena kontraktornya kabur, ditambah kita menemukan meja dan bangku siswa banyak yang rusak karena bahanya ringkih. Ini jadi pembelajaran juga bagi dinas pendidikan.seharusnya ketika barang itu datang dilakukan pengecekan, jangan dibeli kalo pemanfaatannya kurang. Karena anggaran ini kan berbasis efisien, efektif dan tepat sasaran," pungkasnya.
Salah satu siswa kelas 7, Liviana mengaku tidak nyaman saat kegiatan belajar berlangsung. Pasalnya, bangku yang Ia dan siswa lainnya duduki goyang dan papan mejanya pun lepas dari dudukannya karena tidak ada sekrupnya.
"Sudah sebulan yang lalu, bangkunya banyak yang patah dan papan mejanya juga banyak yang lepas," ucapnya.