Menurutnya, literasi festival bukan sekadar acara seremonial, melainkan momen penting untuk mendorong minat baca dan cinta literasi di tengah masyarakat. "Literasi adalah pondasi utama dalam pendidikan dan pembangunan karakter bangsa," jelasnya.
Perpustakaan saat ini dan kedepan bukan hanya tempat untuk membaca dan meminjam buku tetap mempunyai peran lain. Seperti, sebagai pusat transfer ilmu pengetahuan yang mampu melahirkan inovasi maupun kreatifitas. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat untuk mengembangkan potensi yang berbasis literas.
Sebagai pusat kebudayaan, sebagai tempat belajar, sebagai tempat penelitian, sebagai tempat kegiatan bagi anak-anak. Sebagai tempat berlatih dan mendapat ketrampilan baru dan sebagai tempat penyedia hiburan dan rekreasi.
"Melalui festival literasi ini saya berharap dapat memperluas wawasan dan menambah kecintaan terhadap literasi dan meningkatkan budaya baca masyarakat kota tangerang selatan yang selanjutnya berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat," tuturnya.
Pak Ben juga berharap tingkat kecerdasana anak-anak makin meningkat, wawasan meningkat dan anak-anak diharap juga menyukai seni, matematika, ilmu alam dan lainnya.
"Ini juga untuk memasyarakatkan perpustakaan dan selain baca juga bisa rekreasi," ungkapnya.
"Baca buku secara digital dan manual itu ada perbedaan. Kalau manual itu lebih masuk kepada kita dan kita bisa habiskan banyak hal. Kalau digital kemampuan kita bisa beralih dari hal 1 langsung ke halaman berikutnya dengan mudah," tutupnya. (*)