Tiap Kelurahan di Tangerang Selatan Ditarget Miliki Lebih Dari 1 TBM

Tiap Kelurahan di Tangerang Selatan Ditarget Miliki Lebih Dari  1 TBM

Pendiri sekaligus Ketua Umum Komunitas TBM Magma Herlina Mustikasari.-TRI BUDI-

TANGERANGEKSPRES.ID - Keberadaan taman bacaan masyarakat (TBM) memiliki peran penting dalam meningkatkan minat baca ditengah masyarakat.

Di Kota Tangsel sendiri terdapat salah satu TBM yang memiliki anggota TBM ratusan, yakni Masyarakat Gemar Membaca (Magma).

Pendiri sekaligus Ketua Umum Komunitas TBM Magma Herlina Mustikasari mengatakan, saat ini TBM Magma memiliki 136 TBM yang tersebar di 54 kelurahan se-Kota Tangsel.

"Pada 2022 kita tambah 3 TBM, 2023 tambah 8 TBM dan total sekarang ada 136 TBM," ujarnya kepada TANGERANGEKSPRES.ID, Senin (22/1/2024).

Herlina menambahkan, TBM tersebut berdiri sejak 2010 dan pihaknya akan terus menambah TMB dan terutama di kelurahan-kelurahan yang masih memilik 1 TBM. 

"Tahun ini target kita menambah 8-10 TBM. Kelurahan yang masih ada 1 TBM itu di Buaran, Bambu apus dan lainnya. Kalau 1 kelurahan ada juga yang punya 4 TBM, seperti di Bhakti Jaya dan lainnya," tambahnya.

Menurutnya, penambahan TBM dilakukan agar akses buku yang semakin merata, apalagi ada beberapa TBM yang terkena banjir. "Yang kena banjir sedang diinventarisir apa saja yang rusak dan akan kita bantu," jelasnya.

Wanita berkerudung ini menjelaskan, selama ini TBM itu identik dengan swadaya masyarakat, dibuat dan dimiliki oleh masyarakat.

Namun, meskipun punya masyarakat tapi, bantuan dari Pemkot Tangse juga ada. Hal tersebut tentu menjadi semangat bagi pengurus dalam menjalannya TBM tersebut.

Selain itu, sarana TBM juga berasal dari masyarakat dan pihaknya hanya membantu prasarana seperti meja, kursi, lemari, rak, buku dan pembinaan.

“Bagaimana mengelola TBM, bagaimana menghimpun segala kelebihan kekuatan masyarakat untuk membuat TBM berjalan dan bagus itu tugas kita,” ungkapnya.

Menurutnua, keberadaan TBM adalah ujung tombak dalam menumbuhkan minat baca anak dan menciptakan budaya literasi masyarakat Indonesia diakuinya sangat tepat. Sebab, TBM benar-benar berada di tengah-tengah warga.

“TBM ini dibuat oleh warga dan dibangun di tengah lingkungan warga. Bisa di pos kamling, musala, TK, Paud, bekas kandang ayam dan di rumah-rumah warga. TBM ini terbuka untuk umum dan dikelola oleh masyarakat,” ungkapnya.

Menurutnya, kesadaran masyarakat untuk mendirikan TBM cukup besar, meski berjalan lamban. Sebab, TBM dibuat dan dikelola oleh masyarakat. “Memang, kalau bicara idealnya, seharusnya setiap RW memiliki satu TBM,” tuturnya.

Sumber: