"Tak jarang kebakaran ini terjadi karena korsleting listrik karena, masyarakat abai dalam penggunaan kabel, lupa mencabut peralatan listrik saat bepergian dalam waktu lama dan lainnya," tuturnya.
Pihaknya juga telah membentuk relawan pemadam kebakaran (Redkar). Saat ini redkar jumlahnya mencapai 1.677 orang dan tersebar di 54 keluaran se-Kota Tangsel. Namun, jumlah tersebut masih jauh kurang dibanding dengan jumlah RT di Kota Tangsel yang mencapai 3.966.
"Redkar sebagai ujung tombak ditengah masyarakat memiliki peran penting dalam penanganan awal bila terjadi kebakaran," tuturnya.
Kedepan redkar dimasing-masing kelurahan akan dilengkapi dengan mesin pompa portable. Tujuannya agar ada upaya pemadaman dini dalam mencapai response time 15 menit.
"Kalau ini bisa diwujudkan akan membuat tim pemadaman terbantu oleh tim redkar yang sudah lebih awal ada di TKP kebakaran," tutupnya. (*)