Kepala SDN Inpres Cikeusal Jazaul Khair mengaku, kecewa karena sudah sekitar lima tahun SDN Inpres Cikeusal tidak mendapat gedung pengganti, padahal ketiga SDN lainnya yang bernasib sama sudah dibangun dan direlokasi.
Informasi yang didapatnya, permasalahan yang dialami yaitu masih berkutat pada permasalahan lahan, yang sudah berkali-kali pindah-pindah, hingga gedung pengganti tak kunjung dibangun.
"Kami kecewa tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa, mengusulkan sudah berkirim surat sudah, tapi sampai sekarang belum belum di bangun. Kami khawatir, kalau terlalu lama disini takutnya atap pada rubuh yang bakal menimpa siswa," katanya kepada wartawan saat ditemui di SDN Inpres Cikeusal, Kecamatan Cikeusal, Selasa 20 Februari 2024.
Jazaul mengatakan, lahan pengganti sudah ditentukan yang jaraknya tidak jauh dari SDN Inpres Cikeusal, namun masih menentukan harga jual antara pemilik tanah dengan pihak Tol Serpan.
Menurutnya, luas lahan pengganti itu tidak sesuai dengan permintaannya, karena luas lahan SDN Inpres Cikeusal itu sampai 2.500 meter, sedangkan lahan penggantinya hanya 2.000 meter.
"Kami sudah sampaikan, luas lahannya harus sesuai dengan sekolah ini, masterplan sudah mereka buat tinggal kita tunggu apakah akan ditingkat dua untuk menutupi kekurangan 500 meter itu atau seperti apa. Pihak Tol Serpan bilang, tahun ini bakal dibangun tapi tidak tahu bulan apa, kita lihat aja realisasinya," ujarnya.
Jazaul menjelaskan, SDN Inpres Cikeusal sekarang ini kondisinya sangat memprihatinkan, terlihat dari kaca jendela ada yang hancur, tembok retak, platform terkelupas, dan ada beberapa genteng yang hancur.
Selain itu, para guru dan murid sangat terganggu ketika belajar mengajar, karena adanya getaran yang sangat terasa dari mobil bermuatan besar yang melintas keluar masuk Tol Serpan.