Kejutan Pilkades Serentak 2019: Bapak Melawan Anak, hingga Petahana Berguguran

Selasa 03-12-2019,07:48 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

PESTA demokrasi memilih pemimpin desa di 153 desa baru saja usai. Gelaran pilkades di Kabupaten Tangerang terhitung sukses. Memang berjalan kondusif. Pengamanan dan koordinasi antara pemerintah, kepolisian dan TNI kuncinya. Antrean panjang warga yang akan mencoblos, terjadi di tempat pemungutan suara (TPS). Ini membuktikan warga antusias memilih calon kades. Calon yang berkompetisi beragam latar belakang. Ada pengurus organisasi olahraga tingkat kecamatan. Mantan anggota DPRD Kabupaten Tangerang. Bapak melawan anak. Hingga kepala desa periode sebelumnya (petahanan) memutuskan maju kembali sebagai calon kepala desa. Fenomena terjadi pada pilkades di Desa Daru, Kecamatan Jambe. Anak melawan bapak untuk memperebutkan kursi kepala desa. Suharyo Suharsoyo harus bertarung melawan anak kandungnya, Abdul Malik Aziz. Sang ayah yang merupakan petahana sulit dikalahkan. Ia menang telak, setelah memperoleh 2.581 suara. Sedangkan, anaknya hanya mendapat 987 suara. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Tangerang, Adiat Nuryasin mengatakan, hasil perhitungan suara di TPS secara tertulis belum diterimanya. “Namun, hasil sementara sudah diperoleh dari kirim melalui WhatasApp. Sudah sekira 85 persen hasil perhitungan sudah kita dapat,” katanya kepada Tangerang Ekspres, Senin (2/12). Adiat mengungkapkan, secara keseluruhan ada 591 calon kepala desa yang ikut kontestasi. Menurutnya, dari 153 desa, diperkirakan sebanyak 90 persen kepala desa maju kembali. Atau sebanyak 150 calon. Sedangkan, pendatang baru pada pilkades mencapai 441 calon. “Dua orang calon tidak dapat mengikuti kontestasi. Satu calon dari Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga, dia mengundurkan diri. Satu lagi, calon dari Desa Haksana, Kecamatan Pakuhaji, yang digugurkan oleh panitia hasil dari penilian Ombudsman Perwakilan Banten,” katanya. Adiat mengatakan, calon kepala desa petahana banyak berguguran. Menurutnya, petahana yang terpilih kembali, 1 desa berbanding 7 desa. Artinya, dari 8 desa yang menggelar pilkades, hanya ada satu calon kepala desanya dari periode sebelumnya. Ia mencontohkan di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga. “Harusnya petahana menang dong. Karena, mendapat dukungan suara dari tokoh berpengaruh. Namun tidak lolos menjadi calon kepala desa. Ternyata yang menang malah bukan petahana. Orang sudah bisa menilai dan cerdas,” katanya. Hal serupa menimpa dua orang calon legislatif Kabupaten Tangerang yang ikut kontestasi Pileg serentak 2019. Keduanya mencalonkan dari partai berbeda. Keduanya kembali ikut kontestasi pilkades serentak. Namun, tidak berhasil meraih hati dan kepercayaan warga. Yakni, atas nama Firman Maju Sinaga, calon kades dari Desa Gelam Jaya, Kecamatan Pasar Kemis. Ia memperoleh 579 suara. Kalah telak dari calon terpilih, Muhammad Sanusi yang memperoleh 5.619 suara. Satu lagi, yakni, Drg. Suherni, calon kades dari Desa Sentul Jaya, Kecamatan Balaraja. Ia memperoleh 1.239 suara, kalah tipis dari calon terpilih Muhammad Sukron dengan 1.750 pemilih “Mereka calon anggota legislatif tahun 2019 kemarin. Namun tidak terpilih. Lalu ikut kontestasi pilkades. Intinya kalau kita bicara positif, warga sudah cerdas dan bisa menilai,” tutupnya. (mg-10)

Tags :
Kategori :

Terkait