Perkim Bangun Rumah Warga

Rabu 09-10-2019,06:30 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

TIGARAKSA – Program unggulan gerakan bersama rakyat berantas kawasan kumuh dan miskin (Gebrak PaKumis) secara resmi telah dimulai. Targetnya, hingga 2023 sudah tidak ada lagi zona kumuh dan miskin di Kabupaten Tangerang. Kepala Dinas Perumahan Permukiman dan Pemakaman Kabupaten Tangerang, Iwan Firmansah mengatakan, porgam unggulan Gebrak PaKumis sudah tercantum di rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). Menurutnya,  pemberantasan kawasan kumuh dan miskin dilakukan secara bertahap mulai dari Oktober 2019 hingga 2023. “Bupati Tangerang pada tahun ini mengalokasikan pada akhir tahun ini akan dilaksanakan rehab rumah 1000 unit yang tidak layak huni. Adapun anggaranyanya mencapai sekira Rp20 miliar,” katanya kepada awak media saat peletakan batu pertama rehab rumah warga di Kampung Cilemo, Desa Cileles, Kecamatan Tigaraksa, Selasa (8/10). Kata Iwan, pengembangan kawasan kumuh menjadi mandiri merupakan hasil kolaborasi antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Hingga akhir tahun, Gebrak PaKumis Plus menyasar 20 kawasan yang tersebar di beberapa kecamatan. Namun, untuk rehab rumah tidak layak huni menargetkan di 20 kecamatan. “Kita alokasikan untuk 2019, membedah 1000 rumah tidak layak huni di 20 kecamatan, diantaranya di desa Cileles saat ini. Pada pengembangan kawasan ini kita laksanakan bersama dinas lain dibantu kecamatan,” ungkap pria yang hobi tenis meja. “Tahun ini sekitar 50 rumah di Kecamatan Tigaraksa, diantaranya di Desa Cileles sebanyak 40 rumah, kedepan kita akan bangun kembali sanitasi lingkungannya. Pada kawasan yang masuk Gebrak PaKumis Plus akan dikembangkan potensi daerah dan warganya. Jadi tidak hanya sekedar merehab rumah,” jelasnya. Sementara, raut bahagia serta terharu terpancar dari wajah Nurhayati (60), warga Kampung Cilemo, Desa Cileles, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Ia terharu menyasikan rumah miliknya sudah mulai dibangun pemerintah daerah. Ia mengungkapkan, selama 32 tahun, ia bersama suami dan keempat orang anaknya tinggal di rumah berdindingkan billik (anyaman bambu). “Saya sudah tinggal dirumah ini selama puluhan tahun dengan kondisi yang kurang layak. Saya berharap bisa merehab rumah dan alhamdulillah saat ini sudah ada dari pemerintah. Saya mengucapkan terimakasih kepada Pak Bupati dan Pak Wakil Bupati Tangerang,” katanya sambil mengusap air mata. (mg-10/mas)

Tags :
Kategori :

Terkait