Terbakar, Gudang Alfamidi Ambruk. Tak Ada Hydrant Petugas Damkar Sulit Cari Air

Selasa 17-09-2019,07:27 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

CIKUPA – Gudang perusahaan retail Alfamidi ambruk usai dilalap api pukul 04.00 WIB. Gudang tersebut berada di kawasan pergudangan dan industri di Desa Bunder, Kecamatan Cikupa. Dugaan sementara, kebakaran disebabkan dari konsleting arus pendek listrik di salah rak penyimpanan logistik reguler. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Kosrudin mengatakan, sudah menerjunkan 8 unit mobil pemadam kebakaran. Menurutnya, api cepat menjalar sebab di dalam gudang terdapat bahan-bahan yang mudah terbakar. “Kita jaga supaya api tidak menjalar ke lain tempat, karenanya kita kerahkan sekira 40 pasukan untuk memadamkan api di gudang Alfamidi itu,” ujarnya ketika dijumpai di lokasi kebakaran, Senin (16/9). Dari rekaman video amatir yang diperoleh Tangerang Ekpres, terlihat api mulai menjalar dari pojok atas sebuah rak. Lalu, seorang karyawan yang memakai baju merah mencoba memadamkan api dengan menyemprotkan tabung alat pemadan kebakaran ringan (Apar). Namun, api tidak berhasil dipadamkan. Bahkan makin membesar, dan makin cepat menjalar ke seluruh rak penyimpanan barang. “Pada saat pemadaman juga terdapat letupan yang berasal dari parfum yang meledak,” kata Ketua PGRI Kabupaten Tangerang. Ambruknya dinding dan atap gudang menutupi sumber api. Sehingga menyulitkan dalam proses pemadaman. Selain itu, tidak adanya fasilitas hydrant dan embung air membuat pemadaman membutuhkan waktu hingga 8 jam. “Di dalam gudang tidak ada fasilitas air atau sistem hydrant sehingga kita kesulitan pasokan airnya. Para petugas belum bisa berani masuk lebih ke dalam gudang. Sebab, diperkirakan adanya patahan bangunan yang dapat menyebabkan bangunan kembali ambruk,” sebutnya. Api dapat dikendalikan para petugas pemadam kebakaran sekira pukul 14.00 WIB. Hanya saja hingga pukul 19.00 WIB para petugas pemadam kebakaran masih melakukan pendinginan. Kata Kosrudin, seharusnya perusahaan atau pabrik sudah dilengkapi dengan sistem pamadam kebakaran yang sudah terintegrasi. Sehingga, tidak membuat kesulitan petugas pemadam kebakaran ketika terjadi kebakaran. “Harusnya perusahaan semacam Alfamidi yang sudah besar memiliki sistem hydrant. Namun nyatanya tidak ada. Bahkan penampungan air saja tidak ada. Karenanya, kita masih lakukan pendinginan hingga sekarang. Kalau titik api sudah tidak ada, hanya saja masih terdapat bara api,” jelasnya. “Untuk kerugian sekira Rp10 miliar lebih dan tidak ada korban jiwa atau yang mengalami luka-luka dalam peristiwa kebarakan di gudang Alfamidi,” tambahnya. Wartawan Tangerang Ekspres, tidak diperbolehkan meliput kebakaran tersebut. Seorang satpamt tidak memberi izin masuk. Dengan alasan perintah atasan. “Maaf pak tidak boleh meliput. Ini sudah perintah atasan saya. Silakan pergi tidak usah diliput. Karena ini bukan area publik. Silakan pergi,” tegas pria yang mengaku Komandan Regu Security tanpa ingin menyebutkan namanya. (mg-10)

Tags :
Kategori :

Terkait