Semangat Hidupkan Gotong Royong dan Ronda Muncul di Bojongneros

Kamis 15-08-2019,04:26 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

CIKEUSAL – Kampung Bersih dan Aman mampu menimbulkan semangat warga menata kampungnya. Di RW 03, Kampung Bojongneros, Desa Panasogan, Kecamatan Cikeusal misalnya, muncul tekad untuk menghidupkan kembali gotong royong dan ronda malam. Budaya masyarakat di perkampungan ini sejak lama menghilang. Ketua RW 03, Kampung Bojongneros, Duha Muhor menyampaikan hal itu kepada Radar Banten, Rabu (14/8). Duha mengakui, Kampung Bersih dan Aman ia jadikan momen untuk memperkuat kembali tali silaturahim atau kebersamaan di antara warganya yang mulai menghilang. “Ini (Kampung Bersih dan Aman-red) bisa jadi ajang memperkuat paguyuban di masyarakat,” tegasnya. Kondisi hubungan antar-warga Kampung Bojongneros itu, telah mengikis budaya gotong royong. Menurut Duha, hal itu akibat mayoritas warganya lebih mementingkan kesibukan masing-masing. “Sekarang mah beda, enggak kayak sepuluh tahun lalu yang masih kompak,” ungkapnya. Duha mengakui, saat ini, Kampung Bojongneros belum bisa memenuhi empat persyaratan Kampung Bersih dan Aman. Selain ketersediaan tempat penampungan sampah (TPS), RW yang menjadi peserta lomba yang menargetkan kampung bersih, sehat, dan aman ini harus memiliki kelompok pemuda sadar hukum, kelompok sadar lingkungan, dan sistem keamanan keliling (siskamling) yang berjalan efektif. “Kita baru punya gardu. Itu pun sistem jaganya belum maksimal,” katanya. Duha berjanji akan berusaha melengkapi persyaratan Kampung Bersih dan Aman, termasuk mewujudkan mimpinya membuat komunitas pengolahan sampah. Rencananya, komunitas ini akan disinergikan dengan seluruh warga Kampung Bojongneros dengan mengumpulkan sampah di depan rumah masing-masing. “Warga tinggal memilah sampah organik dan non-organik di depan rumah,” katanya. Sampah rumah tangga itu, jelas Duha, akan diambil oleh anggota komunitas pengolahan sampah. Sampah organik diolah menjadi pupuk, sedangkan sampah non organik bisa dijual kepada pengepul sampah. “Nanti, hasilnya digunakan untuk perawatan lingkungan seperti membuat bank sampah atau beli tanaman hias,” tutur Duha. Duha mengaku terkendala biaya untuk mewujudkan impiannya mengolah sampah di Kampung Bojongneros. Akan tetapi, ia tetap optimistis bisa terwujud jika warga dan Pemerintah Desa Panasogan kompak. “Intinya mah kita kompak dulu, guyub dulu. Insya Allah semuanya beres,” tegasnya. Hj Mariah, warga Kampung Bojongneros, menyampaikan dukungannya atas keikutsertaan kampungnya mengikuti Kampung Bersih dan Aman Kabupaten Serang 2019. Ia sadar, perlombaan yang digagas Radar Banten, Pemkab Serang, dan Polda Banten ini bisa menjadi cara warga untuk membenahi kampungnya. “Iya, soalnya di sini mah tempat buang sampah aja belum ada,” ujar Mariah. Selama ini, mayoritas warga Kampung Bojongneros membuang sampah di belakang rumah masing-masing. Lalu membakarnya. Namun, terkadang masih sampah yang berserakan di jalan. “Di sini pernah kena banjir juga karena sampah menyumbat irigasi,” ungkap Mariah. (mg06/don/ags)

Tags :
Kategori :

Terkait