Anggota Paskibra Tangsel Meninggal, Kandidat Pembawa Baki Bendera Merah Putih

Jumat 02-08-2019,05:20 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

SERPONG-Cita-cita Aurellia Qurratu'aini menjadi pasukan pengibar bendera (Paskibra) pada upacara 17 Agustus tingkat Kota Tangsel tak bisa tercapai. Kamis (1/8) sekitar pukul 04.40 WIB, ia menghembuskan nafas terakhir di rumah orangtuanya, di Taman Royal 2, Cipondoh, Kota Tangerang. Siswi kelas XI MIPA 3 SMA Islam Al Azhar BSD tersebut meninggal dunia ketika bersiap berangkat mengikuti latihan Paskibra di Lapangan Cilenggang, Serpong. Ketua Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Kota Tangsel Warta Wijaya mengatakan, Aurellia selama satu bulan telah mengikuti latihan Paskibra tingkat Kota Tangsel. "Sejak mendaftar sampai ajal menjemput, almarhum tidak pernah mengeluh sakit atau mendapat perawatan medis saat latihan," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Kamis (1/8). Warta menambahkan, Aurellia saat latihan selalu ceria dan menjadi kandidat pembawa baki yang akan menyerahkan atau menerima bendera merah putih dari Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany. Almarhum dikenal sebagai calon Paskibra yang kuat. Kata Warta fisiknya bagus. Kejadian ini menjadi pukulan buat keluarga besar PPI Kota Tangsel. Masih menurutnya, dari pola latihan PPI menjadi pelatih utama pada 9-21 Juli lalu. Sedangkan 22 Juli sampai 17 Agustus mendatang pelatihan diambil alih Yon Arhanud 1 Serpong dan PPI hanya sebagai pendamping saja. Dari awal latihan PPI sudah membuat surat pernyataan yang ditandatangani orangtua. Yakni setuju atau tidak bila anaknya mengikuti kegiatan tersebut. "Latihan yang dilakukan tidak ada kekerasan fisik. Kalau ada kesalahan, hukuman cuma lari dan push up saja agar serius dan kompak dalam berlatih," tuturnya. Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaan Pemuda pada Disporan Kota Tangsel Endang mengatakan, Aurellia sejak diterima sampai latihan tidak pernah mengeluh sakit dan termasuk siswi yang aktif. "Saat latihan Paskibra teman-temannya ada yang istirahat dan kelelahan atau sakit tapi, Aurellia tidak pernah mengeluh lelang. Fisiknya kuat," ujarnya. Endang belum tahu pasti penyebab meninggalnya Aurellia. Ia pun tidak percaya jika di tubuhnya terdapat luka lebam. "Yang melatih orang profesional semua, yakni seniornya dari PPI dan tentara. Dinas juga mengawasi saat latihan berlangsung," tambahnya. Ia meminta semua pihak berbaik sangka. Dengan kejadian tersebut latihan tetap berjalan sesuai jadwal dan tidak mengganggu formasi yang ada. "Kita yang hidup mencari hikmahnya atas kejadian ini dan Pak Sekda dan Pak Wakil juga datang melayat," tuturnya. Di tempat terpisah, Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie yang mendengar kabar duka tersebut langsung datang ke kediaman almarhum sekitar pukul 11.00 WIB. Ia memanjatkan doa untuk almarhumah dan sangat berduka. "Saya tidak sanggup menahan air mata," ujarnya. Pria yang biasa disapa Pak Ben tersebut menambahkan, sangat kehilangan sosok putri terbaik dari Kota Tangsel ini. Terlebih, almarhumah Aurel merupakan sosok terpilih, karena untuk menjadi paskibraka butuh fisik dan intelektual yang baik. Ia merasa kehilangan karena, almarhumah merupakan anak terpilih, dari fisik dan intelektualnya. "Saya sangat kehilangan. Sangat berduka walaupun saya tidak mengenal dia tapi, almarhumah adalah anak bangsa atau kader kita yang diharapkan menjadi generasi penerus bangsa," tambahnya. Dengan adanya kabar duka tersebut Pak Ben berharap kepada rekan-rekannya baik itu rekan sekolah maupun rekan anggota paskibraka Tangsel untuk mendoakan almarhumah. "Mudah-mudah ini menjadi motivasi mereka untuk memberikan yang terbaik kepada almarhumah, kepada Tangsel dan juga kepada Indonesia," tuturnya. Kabar meninggalnya siswi Al Azhar yang tergabung dalam Paskibraka Kota Tangsel, dibenarkan pihak sekolah. Kabag Umum Alazhar BSD City, Mulyono, mengatakan, pihak sekolah sudah bertakjiah ke rumah duka. "Ya benar siswi Al Azhar ada yang meninggal dunia. Sebagian pimpinan yayasan juga sudah ke rumah duka," kata Mulyono, yang sebelumnya menjabat Kabag Humas Al Azhar BSD, melalui sambungan telepon, kemarin. Disoal mengenai dugaan adanya penganiayaan yang menyebabkan meninggalnya korban, Mulyono sudah mendengar informasi tersebut. Namun, baru sebatas kabar burung. Akan tetapi, jika memang benar terjadi penganiayaan pada siswi itu, sekolah pasti akan melakukan langkah-langkah pembelaan. "Kalau benar ada penganiayaan dari oknum senior akan kami tuntut. Tindakan penganiayaan itu gak benar. Tapi, kami akan kroscek dulu benar atau tidak ada penganiayaan," katanya, seraya meminta media menunggu informasi resmi dari Al Azhar setelah ada kroscek. Lebih jauh, soal anggota paskibra dari SMA Al Azhar yang meninggal dunia, kata Mulyono baru kali ini terjadi. Sementara siswa yang aktif atau terpilih menjadi anggota paskibra setiap tahunnya selalu ada. "Biasanya dua orang, yang ke provinsi satu, di tingkat Tangsel satu," tambahnya. Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Tangsel AKP Muharam Wibisono Adipradono mengatakan, belum mendapat laporan dari keluarga terkait kematian Aurellia. "Kalau keluarga curiga atas kematian Aurellia silakan lapor ke kami," ujarnya. Wibisono menambahkan, karena kejadian atau meninggalnya di rumah maka disarankan keluarga membuat laporan ke polsek terdekat. Bila sudah ada laporan polisi tentunya akan melakukan pemeriksaan termasuk bisa dikembangkan ke Kota Tangsel sebagai tempat latihan Paskibra. "Untuk memastikan luka lebam yang ada di tubuh almarhumah harus dilakukan outopsi dan tidak bisa menduga-duga," ungkapnya. (bud/esa)

Tags :
Kategori :

Terkait