DPKP Terjunkan Dokter Hewan, Pantau Kesehatan Hewan Kurban

Kamis 01-08-2019,04:33 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

TIGARAKSA – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang akan melibatkan dokter hewan terus memantau kondisi kesehatan hewan kurban di 29 kecamatan. Hewan kurban mulai diperiksan pada 3 Agustus 2019 menjelang Idul Adha yang diperkirakan jatuh pada 11 Agustus. Kepala DPKP Aziz Gunawan, mengatakan, dokter spesialis hewan yang akan dilibatkan sebanyak 14 orang sekaligus menjadi koordinator dalam pemeriksaan. Ia mengaku, fokus penanganan hewan kurban pada penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. “Nanti pada 3 Agustus kita lakukan sosialisasi kepada petugas yang monitoring di lapangan. Jumlah petugasnya sebanyak tiga orang per kecamatan. Mereka dibawah koordinasi dokter hewan yang mana satu dokter bisa mengkoodinatori dua atau tiga kecamatan,” ujarnya, kemarin. Ia mengaku, hingga hari ini masih dalam pendataan jumlah pedagang hewan kurban sebelum dilakukan pemeriksaan kesehatan. Nantinya, hewan kurban yang dinyatakan sehat akan diberikan tanda khusus sedangkan hewan kurban yang tidak sehat akan diberi vanksin serta obat khsusus hewan. Selain itu, saat pemeriksaan akan dilibatkan mantri khusus hewan sebanyak 15 orang. “Hewan kurban yang sudah teridentifikasi sehat akan kita beri tanda pada kupingnya. Kita akan lakukan pemberian vaksin dan obat-obat hewan untuk memberantas cacing hati dan lainnya bukan saja pada hewan yang sakit.  Pemeriksaan hewan kita lakukan pada tiga hari sebelum Idul Adha,” jelasnya. Sementara itu, pedagang hewan kurban di Kecamatan Cikupa, Udi mengaku, mendapatkan pasokan hewan dari Sukabumi dan Tasikmalaya. Katanya, para peternak di Kabupaten Tangerang belum mampu memenuhi kebutuhan hewan kurban. “Saya dapat dari luar Tangerang karena kualitas dan jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan. Saya bisa jual 250 ekor lebih dari awal buka hingga hari raya,” ujarnya saat ditemui Tangerang Ekspres. Udi mengatakan, biasa menjul kambing dengan harga termurah mencapai Rp2 juta dengan berat maksimal 20 kilogram. Sedangkan untuk kambing termahal bisa dijual Rp6 jurta dengan berat maksimal mencapai 55 kilogram. Untuk pakan sendiri, Udi mengaku, hanya dengan rumput yang bisa didapatkan di kebun belakang rumahnya. “Tergantung juga pada kualitas dan berat hewan kalau untuk harga. Saya biasa mengirim dengan mobil kalau dekat dan hanya beli satu ekor biasa mengantar dengan sepeda motor. Hanya saja kebanyakan saat ini dititip di sini sebelum diambil pemiliknya dan untuk biaya perawatan tergantung kesepakatan dari lama waktu penitipan dan berat hewan,” jelasnya Udi yang sudah 20 hari berdagang. “Untuk saat ini belum dilakukan pemeriksaan dari dinas, ini termasuk lama dibandingkan jelang lebaran haji tahun lalu. Padahal kita butuh kejelasan perihal kesehatan hewan kurban kalau sudah diperiksa kita merasa aman. Memang pembeli kebanyakan membludak pada H-1 sebelum lebaran tiba akan tetapi lebih nyamannya diperiksa dari sekarang,” tukasnya. (mg-10/mas)

Tags :
Kategori :

Terkait