BJB NOVEMBER 2025

Kota Tangsel Darurat Sampah

Kota Tangsel Darurat Sampah

Camat Serpong Syaifuddin menyemprot cairan penghilang bau ditumpukan sampah depan Puskesmas Serpong, Jalan Raya Pahlawan Seribu, Kota Tangsel, Minggu 14 Desember 2025. (Miladi Ahmad/Tangerang Ekspres)--

Kerja sama pengelolaan persampahan lintas daerah, baik antar kota maupun kabupaten, bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Pasalnya, hampir seluruh kota dan kabupaten saat ini menghadapi permasalahan TPA yang sama.

"Terlebih setelah adanya peringatan dan arahan penataan dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Seluruh daerah diminta melakukan pembenahan TPA, dan apabila tidak dilakukan, maka akan ada konsekuensi administratif," ungkapnya.

Ia mengaku, pihaknya sudah beberapa kali melakukan komunikasi dengan berbagai daerah, baik dengan Daerah Khusus Jakarta maupun dengan daerah-daerah di Jawa Barat. 

Namun pada praktiknya, masing-masing daerah memiliki keterbatasan dan tantangan internal, sehingga kerja sama antar daerah menjadi cukup kompleks untuk direalisasikan. "Oleh karena itu, untuk saat ini kami memfokuskan upaya pada optimalisasi dan penataan TPA Cipecang. Kami tetap optimis bahwa dengan penanganan yang tepat, TPA Cipecang masih dapat dimaksimalkan, khususnya melalui pengembangan landfill 4," tuturnya.

Sementara itu, pada landfill 2 yang saat ini sudah padat, pihaknya melakukan penanganan melalui sanitary landfill, disertai dengan penataan area di sekitarnya, serta pengaturan buffer zone dan jalur operasional, sebagaimana arahan dari KLH.

Seiring dengan hal itu, pada awal 2026, pihaknya juga mulai mempersiapkan pemanfaatan MRF (Material Recovery Facility), sehingga sebagian sampah dapat diolah dan direduksi sebelum masuk ke landfill. 

Di sisi lain, pihaknya tetap menyiapkan solusi jangka menengah dan panjang, termasuk PSEL, meskipun proses pembangunannya masih memerlukan waktu dan tahapan yang cukup panjang. 

"Terkait ketersediaan lahan, pada Desember tahun ini telah dilakukan pembebasan lahan seluas kurang lebih 4.000 meter persegi, dan pada awal tahun depan direncanakan tambahan sekitar 1.000 meter persegi, khususnya di lokasi yang direncanakan untuk pengembangan PSEL," tuturnya.

Menurutnya, pembebasan lahan ini dilakukan untuk pelebaran dan optimalisasi area pengelolaan persampahan kota. Selain itu, masyarakat di wilayah sekitar tentu memiliki kepentingan dan perhatian yang besar terhadap aktivitas yang berlangsung di lokasi tersebut.

Oleh karena itu, setiap kebijakan dan langkah penataan harus memperhatikan dampak sosial dan lingkungan, sehingga dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat. "Tujuan akhirnya adalah menciptakan situasi yang aman, tertib, dan kondusif, di mana kebutuhan pengelolaan kota dapat berjalan seiring dengan kenyamanan serta kepentingan masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di sekitar kawasan tersebut," ungkapnya.

Pilar mengaku, dalam waktu dekat penanganan TPA Cipeucang diharapkan akan selesai dan tidak sampai akhir tahun harus bisa diselesaikan dengan cepat."Saya sudah mengarahkan kepada DLH untuk memanfaatkan TPS-3R yang ada sebagai solusi sementara. Dari TPS-3R tersebut, sampah baru kemudian diangkut ke TPA Cipecang secara bertahap," tutupnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel Bani Khosyatullah mengatakan, penutupan tumpukan sampah menggunakan terpal serta melakukan penyemprotan rutin guna meminimalisir bau tidak sedap dan menjaga kenyamanan masyarakat sekitar. Langkah tersebut merupakan penanganan sementara sambil memastikan proses pengangkutan dan pengelolaan sampah berjalan optimal.

"Penutupan dengan terpal dan penyemprotan ini kami lakukan agar dampak bau dapat ditekan, khususnya bagi warga di sekitar lokasi. Ini adalah bagian dari penanganan cepat agar situasi tetap terkendali dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat,” ujarnya.

Bani menambahkan, penyemprotan dilakukan menggunakan cairan ramah lingkungan yang berfungsi menekan aroma tidak sedap sekaligus menjaga kebersihan area sekitar tumpukan sampah. Petugas juga terus disiagakan untuk memantau kondisi lapangan secara berkala. 

“Kami memahami kekhawatiran masyarakat. Oleh karena itu, langkah-langkah teknis di lapangan terus kami perkuat, baik dari sisi pengangkutan, pengendalian bau, hingga penataan lokasi agar lebih tertib dan aman,” tambahnya.

Sumber: