BJB NOVEMBER 2025

Sekolah Ibu Jadi Tempat Belajar Plus Perlindungan

Sekolah Ibu Jadi Tempat Belajar Plus Perlindungan

Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie (tengah) berbincang dengan ibu-ibu yang menjadi siswa di Sekolah Ibu Kota Tangsel.-(Tri Budi Sulaksono/Tangerang Ekspres)-

”Untuk mewujudkan hara­pan ini, kami menghadirkan berbagai inovasi pembelajaran, an­tara lain, kelas baca tulis hitung, literasi diskusi digital da­sar, pendampingan psi­kologi bagi korban kekerasan dan anak-anak putus sekolah, pelatihan keperampilan kerja dan wira usaha, program peng­hubung ke dunia usaha untuk membuka peluang kerja baru,” tuturnya. 

Wanita berkerudung tersebut mengaku, peresmian bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan awal dan langkah besar menuju masyarakat yang lebih adil, inklusif dan penuh tanggung jawab setiap daerah, khususnya Kota Tangsel. 

”Saya mengajak semua pihak pemerintah, masyarakat, pengusaha, akademisi, relawan untuk menjadi bagian dari perjalanan ini, karena pendidikan bukan hanya tentang belajar, tetapi tentang memulihkan hidup, membuka jalan, dan meningkatkan martabat manusia. Semoga sekolah ibu menjadi rumah dan harapan untuk ruang pemulihan, serta jembatan menuju masa depan baru bagi seluruh persatuan,” tutupnya.

Ditempat yang sama, Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, pendidikan adalah kunci segalanya dan kunci kemajuan. ”Kalau pendidikan isinya ilmu, maka sekolah adalah wadah pusara, sekolah adalah wadah fisik,” ujarnya.

Pria yang biasa disapa Pak Ben tersebut mengungkapkan, di wilayahnya walaupun kondisi ekonominya maju, tapi masih ada masyarakat yang kurang beruntung, yang tidak sempat mengenyam pendidikan. Masih banyak masyarakat yang kurang beruntung.

Ia berharap sekolah ibu dapat menjadi solusi bagi masyarakat yang memang memerlukan. Makanya saya minta nanti segala rupa perizinannya tolong dibantu, diterbitkan. Karena bagaimanapun sebagai lembaga non-profit, lembaga sosial yang tetap harus memperoleh perizinan-perizinan yang lain-lain,” jelasnya. 

Menurutnya, siapa saja boleh belajar di Sekolah Ibu tanpa melihat latar belakang ekonomi, usia, status kependudukan yang tidak tempat mengenyam pendidikan secara formal silakan diberikan pendidikan di sekolah tersebut. 

”Baik dia kaum ibu, anak-anak, pemuda, paket A, paket B, paket C, yang disabilitas ditampung disini,” ungkapnya.

”Jadi semua usia dan tidak memandang batas usia dan tentunya tidak dipungut biaya karena biayanya saweran saja. Sekarang ini ibu-ibu dari sekitar sini mendapatkan pengajaran dari guru-guru. Modulnya sedang dipersiapkan bersama dengan Dindikbud,” tuturnya. 

”Materinya apa saja dan umum, apa saja yang dibutuhkan masyarakat itu ilmu yang diberikan. Saat ini siswanya ada 32 orang dan yang sudah tercatat ada sekitar 90 orang,” tutupnya. (bud)

 

Sumber: