BJB NOVEMBER 2025

Dindikbud Utamakan Pengobatan Siswa, Terkait Dugaan Siswa SMPN 19 Tangsel Jadi Korban Perundungan

Dindikbud Utamakan Pengobatan Siswa, Terkait Dugaan Siswa SMPN 19 Tangsel Jadi Korban Perundungan

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebuda­yaan (Dindikbud) Kota Tangsel De­den Deni.-(Tri Budi Sulaksono/Tangerang Ekspres)-

TANGERANGEKSPRES.ID, SERPONG — Dinas Pen­di­dikan dan Kebudayaan (Dindikbud) turun tangan dalam kasus dugaan korban bullying di SMP 19 Kota Tangsel. Saat ini, Din­dikbud akan fokus dalam pengo­ba­tan siswa.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebuda­yaan (Dindikbud) Kota Tangsel De­den Deni mengatakan, kasus tersebut sudah ditangani oleh pihak­nya. Termasuk sekolah juga telah melakukan penanganan secara internal.

”Sejak dari awal sudah kita tangani kejadiannya dan su­dah kami mediasi. Masing-masing orang tua sudah ke­temu dengan pihak sekolah dan dengan pendampingnya juga. Dalam pertemuan itu sudah ada kesepakatan bila yang bersangkutan sudah siap membantu biaya pengo­batan korban,” ujarnya.

Deden menambahkan, pi­haknya belum bisa memas­ti­kan jika kasus tersebut ter­masuk bully atau tidak. Namun, pihaknya masih me­mastikan kesehatan dari kor­ban yang saat ini di rawat di rumah sakit.

Menurut Deden, peristiwa tersebut terjadi pada saat jam istirahat. Namun, pihakanya akan memastika dan mencari informasi yang lengkap ter­lebih dahulu. ”Yang pasti kita akan fokus ke korban dulu, lalau dibilang bully, kita lagi memastikan dulu, memas­tikan apakah betul atau me­mang bercanda atau bagai­mana,” tambahnya.

Mantan Kepala Dinas Kope­rasi dan UMKM Kota Tangsel tersebut menuturkan, biaya perawatan korban di rumah sakit ditanggung oleh pihak keluarga pelaku. Semula kor­ban dirawat di RS Colombia tapi, saat ini sudah dibawa ke RS Fatmawati, Jakarta Se­latan,” tutupnya. 

Sebagai informasi, Muham­mad Hisyam (13), siswa kelas 1 SMP Negeri 19 Kota Tangsel menjadi korban perundungan (bullying) oleh teman kelas­nya. Kasus tersebut terjadi pada 20 Oktober 2025 lalu.

Akibatnya, korban menga­lami luka-luka di bagian ke­pala dan videonya viral di media sosial (medsos) Insta­gram. Dalam akun tersebut menuliskan kiriman dari ka­kak korban yang berisi ce­rita adiknya menjadi korban pembullyan di SMPN 19 Tang­sel pada 20 Oktober 2025, bagian kepalanya dipukul pakai kursi sekolah yang ter­buat dari besi. 

Sehari setelah pembullyan itu dia baru mengadu ke ke­luarga karena sudah tisak ku­at menahan sakit di ke­palanya.

Akibat insiden tersebut, kor­ban kini menjalani pera­watan intensif di salah satu rumah sakit. Berdasarkan ke­terangan dari keluarga kor­ban, korban mengalami pukulan di bagian kepala meng­gunakan kursi besi se­kolah sehingga menyebabkan luka serius. 

“Sehari setelah kejadian kor­ban baru mengadu ke keluarga, karena sudah tidak kuat menahan sakit di kepala,” ungkap salah satu sumber keluarga korban yang tidak mau disebutkan identitasnya kepada wartawan, Senin, 10 November 2025.

Menurutnya, kondisi Hi­syam saat ini sangat mempri­hatinkan, dimana tubuhnya lemas, sulit berjalan, peng­lihatan mulai rabun, sering pingsan dan kehilangan nafsu makan.

“Semula pihak keluarga pe­laku sempat berjanji akan bertanggung jawab atas biaya pengobatan hingga sembuh namun, belakangan mereka tidak menepati janji. Pihak sekolah juga seolah lepas ta­ngan,” tambahnya. (bud)

Sumber: