Dindikbud Utamakan Pengobatan Siswa, Terkait Dugaan Siswa SMPN 19 Tangsel Jadi Korban Perundungan
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangsel Deden Deni.-(Tri Budi Sulaksono/Tangerang Ekspres)-
TANGERANGEKSPRES.ID, SERPONG — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) turun tangan dalam kasus dugaan korban bullying di SMP 19 Kota Tangsel. Saat ini, Dindikbud akan fokus dalam pengobatan siswa.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangsel Deden Deni mengatakan, kasus tersebut sudah ditangani oleh pihaknya. Termasuk sekolah juga telah melakukan penanganan secara internal.
”Sejak dari awal sudah kita tangani kejadiannya dan sudah kami mediasi. Masing-masing orang tua sudah ketemu dengan pihak sekolah dan dengan pendampingnya juga. Dalam pertemuan itu sudah ada kesepakatan bila yang bersangkutan sudah siap membantu biaya pengobatan korban,” ujarnya.
Deden menambahkan, pihaknya belum bisa memastikan jika kasus tersebut termasuk bully atau tidak. Namun, pihaknya masih memastikan kesehatan dari korban yang saat ini di rawat di rumah sakit.
Menurut Deden, peristiwa tersebut terjadi pada saat jam istirahat. Namun, pihakanya akan memastika dan mencari informasi yang lengkap terlebih dahulu. ”Yang pasti kita akan fokus ke korban dulu, lalau dibilang bully, kita lagi memastikan dulu, memastikan apakah betul atau memang bercanda atau bagaimana,” tambahnya.
Mantan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Tangsel tersebut menuturkan, biaya perawatan korban di rumah sakit ditanggung oleh pihak keluarga pelaku. Semula korban dirawat di RS Colombia tapi, saat ini sudah dibawa ke RS Fatmawati, Jakarta Selatan,” tutupnya.
Sebagai informasi, Muhammad Hisyam (13), siswa kelas 1 SMP Negeri 19 Kota Tangsel menjadi korban perundungan (bullying) oleh teman kelasnya. Kasus tersebut terjadi pada 20 Oktober 2025 lalu.
Akibatnya, korban mengalami luka-luka di bagian kepala dan videonya viral di media sosial (medsos) Instagram. Dalam akun tersebut menuliskan kiriman dari kakak korban yang berisi cerita adiknya menjadi korban pembullyan di SMPN 19 Tangsel pada 20 Oktober 2025, bagian kepalanya dipukul pakai kursi sekolah yang terbuat dari besi.
Sehari setelah pembullyan itu dia baru mengadu ke keluarga karena sudah tisak kuat menahan sakit di kepalanya.
Akibat insiden tersebut, korban kini menjalani perawatan intensif di salah satu rumah sakit. Berdasarkan keterangan dari keluarga korban, korban mengalami pukulan di bagian kepala menggunakan kursi besi sekolah sehingga menyebabkan luka serius.
“Sehari setelah kejadian korban baru mengadu ke keluarga, karena sudah tidak kuat menahan sakit di kepala,” ungkap salah satu sumber keluarga korban yang tidak mau disebutkan identitasnya kepada wartawan, Senin, 10 November 2025.
Menurutnya, kondisi Hisyam saat ini sangat memprihatinkan, dimana tubuhnya lemas, sulit berjalan, penglihatan mulai rabun, sering pingsan dan kehilangan nafsu makan.
“Semula pihak keluarga pelaku sempat berjanji akan bertanggung jawab atas biaya pengobatan hingga sembuh namun, belakangan mereka tidak menepati janji. Pihak sekolah juga seolah lepas tangan,” tambahnya. (bud)
Sumber:

