Saluran Air Tak Dirawat, Arief Minta Keterlibatan Warga Atasi Banjir

Saluran Air Tak Dirawat, Arief Minta Keterlibatan Warga Atasi Banjir

TANGERANG - Arief mengecek progres pembangunan drainase yang hampir rampung di Perumahan Taman Cipulir Estate, Kelurahan Larangan Utara, Senin (17/12). Namun, ia merasa kecewa saat melihat infrastruktur saluran dan penampungan air yang tak terawat. Tak sedikit penutup drainase yang rusak, saluran mampet akibat sedimentasi lumpur serta sampah yang menumpuk. Akibatnya, aliran air jadi tidak lancar dan menjadi sumber banjir. "Pembangunan drainase ini mudah-mudahan bisa meminimalisir banjir. Namun, ini akan percuma kalau masyarakatnya juga kurang peduli. Lihat drainasenya sudah jadi tapi sekarang sampahnya banyak gitu," ucapnya sambil menunjuk bekas botol minuman dan plastik bungkus makanan yang berserakan di saluran air yang baru dibangun. Arief menambahkan, skenario penanganan banjir di Kota Tangerang tidak bisa hanya bertumpu pada pembangunan infrastruktur fisik. Tapi harus ada keterlibatan dari semua pihak terutama masyarakat. "Ini semua akan percuma kalau masyarakatnya juga masih kurang peduli. Enggak masalah kalau pak RT mau minta bangun tandon atau saluran air lagi, cuma pak RT-nya kudu bisa membangun kepedulian masyarakatnya," tutur Arief. Dijelaskan, penanganan banjir memang menjadi salah satu prioritas pembangunan. Pemkot terus melakukan penataan saluran air di beberapa titik rawan banjir. Ttahunini, telahdibangun sepanjang 21,88 Km turap dan 317,356 Km saluran di seluruh wilayah Kota Tangerang. Usaha tersebut akhirnya juga bisa mengurangi jumlah titik banjir dari 31 titik di tahun 2013 menjadi dua titik di tahun 2018. "Kita saat ini juga lagi mengembangkan sumur Abas. Sumur resapan yang dimodifikasi sehingga bisa menampung air limpasan hujan lebih banyak. Ini cocok untuk wilayah yang permukimannya padat penduduk, kita sudah terapkan di Perumahan Banjar Wijaya," terangnya. Arief juga meninjau beberapa tanah fasos dan fasum yang bisa dimanfaatkan untuk tandon-tandon air di perumahan Taman Cipulir Estate. "Coba Pak Kadis kalau memungkinkan buat tandon air buat menampung limpasan air," perintahnya kepada Plt Kadis PUPR, Tatang Sutisna yang ikut mendampingi. Arief bersama rombongan juga melakukan pengecekan tandon di wilayah Kelurahan Cipadu. Arief meminta tandon tersebut segera dilakukan normalisasi atau pembersihan sediment. Ia melakukan inspeksi saluran pembuang dari Kelurahan Cipadu, Kelurahan Larangan Utara dan Kelurahan Gaga sampai pertemuan dengan Cantiga. "Ini harus segera dipikirkan tandon-tandon airnya, karena kapasitas saluran pembuangannha terbatas," ucapnya. Sementara itu, Kepala Bidang SDA Taufik Syahzeni menyebutkan, penyebab banjir di Perumahan Taman Cipulir lebih disebabkan air larian (run off) yang mengalir ke perumahan tersebut. Solusinya, Dinas PUPR melaksanakan pembangunan sistem saluran dan boxculvert di bawah jalan yang terkoneksi langsung dengan rumah pompa. Rinciannya dibangun collector drain di sepanjang median taman jalan dengan ukuran 1,2 meter. Kemudian jugadibangun cross drain ke Jalan Cendana I, II dan III. Selain itu dibangun Conveyances Drain di Cendana II dan III ukuran boxculver 1,5 meter. "Termasuk juga membangun rumah pompa di Cendana II dan III serta di Cendana Raya satu unit yang dilengkapi pintu air dan dekat posyandu satu unit jadi total ada lima unit rumah pompa," paparnya. Taufik juga menyampaikan kesiapannya untuk menghadapi musim penghujan yang sudah mulai datang. "Dinas PU saat ini akan terus melaksanakan pembangunan untuk mengendalikan banjir dan genangan," pungkasnya. (abd/rls)

Sumber: