Jelang Nataru, Harga Pangan Mulai Merangkak Naik

Jelang Nataru, Harga Pangan Mulai Merangkak Naik

CIPUTAT-Jelang Natal 2018 dan Tahun Baru 2019, harga telur di pasar tradisional di Kota Tangsel mulai mengalami kenaikan. Meskipun ada kenaikan namun, masih terbilang normal. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangsel Maya Mardiana mengatakan, harga telur ayam broiler naik Rp900 per kilogram dari Rp27,650 menjadi Rp27,500 per kilogram. Harga tersebut di pasar tradisional terhitung masih stabil meskipun ada kenaikan harga. "Harganya masih stabil, cuma naik dibawah satu persen," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Minggu (16/12). Maya menambahkan, untuk telur ayam kampung harganya naik Rp 50 per butir, dari Rp 2.200 menjadi Rp 2.250. Kenaikan harga telur tersebut menurut Maya terjadi mulai satu minggu lalu dan kenaikan itu lantaran permintaan masyarakt meningkat untuk kebutuhan Natal dan Tahun Baru. "Naiknya harga telur ini lantaran warga beli telur sebagai salah satu bahan membuat kue, jadi naik sedikit ini wajar," tambahnya. Masih menurutnya, Selain telur, komoditas lain yang nauk adalah sabai merah biasa, dari Rp 36.650 menjadi Rp 40 ribu per kilogram atau naik Rp 3.350. Sedangkan untuk cabai merah keriting harganya naik turun, awalnya Rp 33.350 turun jadi Rp 29.350 dan sekarang Rp 30.650 per kilogram. Untuk bawang merah juga mengalami naik turun, dari Rp 29.350 menjadi Rp 30.640 dan sekarang Rp 30 ribu per kilogram. "Tomat juga naik dari 9.350 menjadi Rp 10 ribu per kilogram. Maya menjelaskan, harga tersebut tiap haris di pantau dan akhir November lalu juga terjadi sedikit peningkatan harga untuk beras premium. Selain itu, Diserindag dan Bulog telah melakukan operasi pasar (OP) di Pasar Serpong. "Konndisi harga masih stabil dan kita terus pantau harga di pasar sampai akhir tahun," jelasnya. Mantan Direktur RSU Tangsel tersebut menuturkan, untuk stok gas elpiji 3 kg masih mencukupi sampa akhir tahun. Justru Disperindag mendapat tambahan cadangan gas elpiji 3 kg, jika diperlukan akan dikeluarkan oleh pertamina yang berjumlah 1.300 tabung dan stok sekitar 1,5 tabung. Jumlah tersebut menurutnya sampai akhir tahun masih mencukupi dan diharapkan tidak akan terjadi kelangkaan gas elpiji 3 kg. Menurutnya, pada Natal dan tahun baru mungkin tidak seperti puasa dan lebaran kenaikan harga komoditas pangan namun, yang naik biasanya disektor panganan atau kue. "Ini khusus untuk makanan atau kue, kalau untuk beras daa lainnya stabil," tuturnya. Pemantauan pasar terus dilakukan dan ditingkatkan pada hari-hari besar agama. Disperindag juga kerjasama dengan satuan tugas (satgas) pangan dan salah satu anggotanya dari Polres Tangsel. Pemantauan dilakukan sampai tahun baru dan akan dilaporkan ke tim pengendali inflasi daerah (TPID). Namun, di Tangsel justru jelang dan saat natal dan tahun baru justru banyak pemukiman yang sepi lantaran ditinggal pemiliknya untuk berlibur atau keluar kota. Tangsel bukan tempat destinasi dan malah masyarakatnya keluar kota berlibur meskipun tidak merayakannya. "Jadi, untuk stok gas elpiji 3 kg dan bensin justru cenderung turun paga hari H," ungkapnya. (bud)

Sumber: