Kapal Baja Diproduksi di Pakuhaji, Tahan Gesekan, Harga Lebih Murah dari Fiber

Kapal Baja Diproduksi di Pakuhaji, Tahan Gesekan, Harga Lebih Murah dari Fiber

TANGERANG – Inovasi kapal pelat datar memasuki babak baru. Kini inovasi karya dosen Universita Indonesia Hadi Tresno Wibowo tersebut sudah masuk tahap komersialisasi. Hadi ingin kapal pelat datar menjadi kapal nasional. Perkembangan kapal pelat datar tersebut bisa dilihat di galangan kapal milik PT Juragan Kapal Indonesia, di Pakuhaji, Kabupaten Tangerang. Hadi menjadi penasihat dalam perusahaan pemula berbasis teknologi tersebut. Di galangan yang tidak terlalu luas itu, sedang digarap sebuah kapal penumpang dengan teknologi pelat datar. Hadi menuturkan tiga kapal tersebut berkapasitas 16 penumpang. Biaya pembuatannya masing-masing Rp 1,6 miliar. Pemesannya adalah BP Tangguh atau Tangguh LNG, untuk kemudian diserahkan kepada Pemkab Bintuni. ’’Kapal pelat datar, dimana bahannya dari baja, cocok untuk kawasan Bintuni,’’ katanya saat ditemui di galangan Juragan Kapal, Tangerang kemarin (20/11). Sebab di perairan bintuni sering melintas balok kayu yang sangat besar. Keberadaan balok kayu tersebut rawan menghancurkan kapal yang terbuat dari fiber. Dengan adanya kapal yang berbahan lempengan baja, diharapkan bisa awet meskipun bergesekan dengan kayu. Hadi berharap komersialisasi kapal pelat datar bisa semakin luas. Dia menegaskan tidak hanya memikirkan urusan komersil. Hadi mengatakan memiliki mimpi ada transfer teknologi kepada masyarakat. Sehingga masyarakat bisa membuat kapal pelat datar sendiri. Sebagaimana mereka membuat kapal dari kayu secara tradisional. ’’Tidak sulit membuatnya,’’ kata dia. Hadi juga berharap ke depan kapal pelat datar bisa menjadi kapal nasional. Jadi ketika ada orang melihat kapal pelat datar sedang lewat, langsung teringat bahwa itu adalah kapal Indonesia. Untuk menuju tujuan tersebut, syaratnya harus semakin banyak kapal-kapal pelat datar yang mengarungi lautan Indonesia. Sementara itu kemarin juga diperkenalkan kapal pelat datar yang diperuntukkan untuk menangkap cumi-cumi. Kapal ini sudah berada di laut lepas di perairan Pulau Seribu. Rombongan Menristekdikti Mohamad Nasir sempat menjajal ketangguhan kapal bertonase 29 GT dengan kapasitas 13 orang kru itu, saat melakukan manuver. (jpg)

Sumber: