Jumlah Lapangan Kerja Meningkat 2,99 Juta

Jumlah Lapangan Kerja Meningkat 2,99 Juta

JAKARTA - Jumlah lapangan kerja Indonesia pada 2018 telah melampaui target Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2018 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, yakni meningkat 2,99 juta dibandingkan 2017. "Dalam rentang 2015-2018, kita (pemerintah) telah berhasil menciptakan 9,38 juta lapangan kerja. Secara absolut, jumlah pengangguran juga turun sebesar 40.000 orang, sehingga Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) telah berhasil diturunkan menjadi 5,34 persen tahun ini," kata Menteri Perncanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro di Kantor Bappenas, Jakarta, Kamis (8/11). Dia menjelaskan, jika pertumbuhan ekonomi mencapai target RKP 2019 sebesar 5,2-5,6 persen, TPTdapat diturunkan menjadi 4,8-5,2 persen pada 2019. "Penurunan ini dapat dicapai dengan penciptaan kesempatan kerja sebanyak 2,6-2,9 juta orang dan lapangan kerja formal di sektor bernilai tinggi dapat menyerap angkatan kerja berpendidikan SMA ke atas," jelasnya. Dia menambahkan, berdasarkan wilayah, pengangguran terendah pada 2018 adalah Provinsi Bali sebesar 1,37 persen, Nusa Tenggara Timur 3,01 persen, dan Sulawesi Barat 3,16 persen. Sementara itu, pengangguran tertinggi pada 2018 adalah Banten 8,52 persen, Jawa Barat 8,17 persen, dan Maluku 7,27 persen. "Dibandingkan setahun yang lalu, TPT di perkotaan mengalami penurunan sebesar 0,34 poin, sedangkan TPT perdesaan meningkat sebesar 0,03 poin. Kondisi ini dipengaruhi oleh jumlah pekerja di sektor pertanian yang menyusut," ungkapnya. Dia menuturkan, para pekerja di desa yang keluar dari sektor pertanian namun belum memperoleh pekerjaan baru menjadi beban pengangguran di perdesaan. Provinsi dengan TPT Tertinggi adalah Banten, Maluku, dan Jawa Barat. TPT Banten menurun dari 9,28 persen menjadi 8,52 persen. "Ekonomi Banten Triwulan III tumbuh 5,89 persen dengan kontribusi sektor industri manufaktur yangbesar. Sektor ini menarik banyak pendatang dengan keterampilan tidak sesuai kebutuhan industri. Kendala lain yang dihadap Banten adalah tingginya upah minimum," tuturnya. Badan Pusat Statistik (BPS) melansir jumlah pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 7 juta orang pada Agustus 2018. Posisi ini berkurang 40.000 orang dibandingkan Agustus 2017. Capaian ini tentu membanggakan karena berhasil mengurangi pengangguran karena banyaknya lapangan pekerjaan baru. Untuk membahas pengurangan pengganguran itu, tiga Menteri kabinet kerja Jokowi-JK akan memberikan penjelasan terkait adanya penurunan pengangguran pada hari ini, Kamis (8/11) di Ruang Benny S Muljana, Gedung Saleh Afif Kementerian PPN/Bappenas. Tiga menteri tersebut, yakni, Menteri Ketenegakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy dan Menteri PPN/Bappenas Bambang Brodjonegoro. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat jumlah terbuka di Indonesia mencapai 7 juta orang pada Agustus 2018. Posisi ini berkurang 40.000 orang dibandingkan Agustus 2017. "Tingkat pengangguran terbuka Agustus 2017 5,5 persen turun Agustus 2018 5,34 persen,” kata Kepala BPS Suhariyanto. Secara rinci dia menjabarkan, jumlah penduduk usia kerja di Indonesia mencapai 194,78 juta orang. Terdiri dari angkatan kerja sebesar 131,01 juta orang dan bukan angkatan kerja sebesar 63,77 juta orang. Pada angkatan kerja, sebanyak 124,01 juta penduduk Indonesia yang bekerja lalu sisanya menganggur. Kemudian, Pria yang akrab disapa Kecuk ini menjelaskan, tingkat pengangguran di kota lebih tinggi dibandingkan di desa. Pada Agustus 2017 pengangguran di kota tercatat 6,79 persen dan di desa 4,01 persen sedangkan pada Agustus 2018 pengangguran di kota tercatat 6,45 persen dan di desa 4,04 persen. Lebih lanjut, berdasarkan struktur lapangan pekerjaan utama, sektor pertanian mengalami penurunan. Hingga Agustus 2018, lapangan kerja sektor pertanian turun dari 29,68 persen menjadi 28,79 persen.(dni/okz)

Sumber: