Pekan Inovasi Desa dan Keluraha 2018, Topi Bambu Dilirik Desainer Jepang

Pekan Inovasi Desa dan Keluraha 2018, Topi Bambu Dilirik Desainer Jepang

TANGERANG – Kabupaten Tangerang yang dijuluki kota seribu industri, menampilkan produk topi bambu dalam Pekan Inovasi Desa dan Kelurahan (PinDesKel)  2018. Acara Temu Karya Nasional dan Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional ke XX, dibuka langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo, di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park Bali. Pengiat ekonomi kreatif Tangerang yang mewakili Kabupaten Tangerang, Agus Hasanudin mengungkapkan, penampilan topi bambu, merupakan inisiasi dari pelaku usaha Tangerang, dan ekonomi kreatif bidang ekonomi Bappeda Kabupaten Tangerang. "Kabupaten Tangerang menciptakan inovasi Perkembangan Desa melalui PinDesKel (Pekan Inovasi Desa dan Kelurahan) yang di wakili oleh komunitas topi bambu dan DPMPD Kabupaten Tangerang," kata Agus, kemarin. Menurut Agus, produk topi bambu memberikan dampak positif yang dapat membangun ekonomi bagi masyarakat desa yang terdapat di Kabupaten Tangerang. Produk tersebut, juga di dukukung oleh semua kalangan termasuk Pemerintah Daerah. "Pemerintah dan masyarakat sangat antusias menyambut topi bambu ini, karena menampilkan produk kreatif dari topi menjadi kopeah, sajadah, tas dan dompet ini, dapat membangun ekonomi masyarakat desa," ujar Agus, alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini. Lebih lanjut Agus memaparkan, pada Pilkada Kabupaten Tangerang lalu, topi bambu kebanjiran order dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tangerang, karena KPU menjadikan topi bambu sebagai icon Pilkada dengan nama Si Tudung. "Topi bambu selalu menjadi produk bernilai jual tinggi dan diminati oleh manca negara seperti Malaysia. Bahkan topi bambu juga dilirik oleh ahli desainer dari Jepang," ungkapnya. Untuk diketahui, topi anyaman dari bambu ini, merupakan salah satu icon Kabupaten Tangerang, dengan menempat gambar anyaman topi bambu dilogo daerah Kabupaten Tangerang. Selain terkenal ditingkat nasional, topi anyaman dari bambu ini, juga banyak disukai oleh orang-orang di Negara Jepang. “Di Jepang, banyak yang suka. Kita sudah beberapa kali mengirim ke sana,” tambah Agus. Saat ini, ungkap Agus, populasi perajin topi bambu masih eksis di wilayah Kabupaten Tangerang, seperti di wilayah Kecamatan Jambe, Cisoka, Pasar Kemis dan sekitarnya. Terbentuknya komunitas topi bambu ini, menurut Agus, karena ingin menyelamatkan salah satu icon Kabupaten Tangerang, karena topi bambu ini sendiri merupakan icon, atau simbul dan ciri khas Kabupaten Tangerang. “Topi bambu ini menjadi salah satu lambang di logo Kabupaten Tangerang. makanya, ini harus tetap dilestarikan. Jangan sampai hilang,” tandasnya. Untuk meregenerasi agar kerajinan topi bambu ini tetap lestari, komunitas topi bambu terus melakukan berbagai kegiatan, seperti memberikan pelatihan atau workshop kepada anak-anak sekolah. Dalam menginovasi topi bambu, Agus yang merupakan penggiat ekonomi kreatif ini, pernah mendapatkan penghargaan dari Musium Rekor Indonesia (MURI), sebagai pembuat topi bambu terbesar di Indonesia. (mas)

Sumber: