Korban Kebakaran Lontar Dibangunkan Rumah
KEMIRI – Sebanyak 14 kepala keluarga (KK) menjadi korban kebakaran di Kampung Selatif RT 08/03, Desa Lontar, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, bisa tersenyum. Sebanyak 11 dari 14 rumah yang hangus terbakar mulai terbangun. Kemudian, korban sudah bisa menempati kembali rumah mereka. Sisanya, sementara masih mengungsi di rumah kerabat masing-masing. Dakhlan, Kepala Desa Lontar mengatakan, jumlah keseluruhan korban kebakaran di Kampung Selatif sebanyak 14 KK. Menurutnya, hampir keseluruhan korban berprofesi sebagai nelayan. Ia mengungkapkan, kondisi ekonomi mereka bisa dikategorikan miskin. Sebab, pengahasilan nelayan dari mencari ikan tidak menentu. Apa lagi, beberapa waktu terakhir ini, nelayan semakin kesulitan mencari ikan. “Maka, mereka kesulitan untuk mendirikan kembali rumah yang hangus terbakar,” kata Dakhlan, saat dihubungi Tangerang Ekspres, Kamis (18/10). Atas dasar tersebut, ia mengatakan, pihaknya berupaya mengalang dana untuk mendirikan rumah tidak permanen bagi 14 KK, yang menjadi korban kebakaran di bantaran Sungai Cimanceri. Berdasarkan perhitungan, ia menganggarkan Rp11juta per rumah, dengan panjang enam meter dan lebar empat meter. “Tidak hanya uang tunai, kami juga menerima donatur yang memberikan bahan bangunan seperti triplek, kayu dan GRC,” imbuhnya. Sebelumnya, ia menuturkan, anggota DPR RI, Pemerintah Kecamatan Kemiri, BPBD Kabupaten Tangerang, Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Tangerang, Dinsos Provinsi Banten dan lain-lain, sudah memberikan bantuan, diantaranya makanan, minuman, perlengkapan sekolah, karpet dan terpal. Sarman, salah satu korban kebakaran mengatakan dia kehilangan rumah dan harta benda setelah peristiwa kebakaran saat itu. Menurutnya, dia sudah pasrah dengan musibah yang dialaminya tersebut. Sebab, dia kebingungan untuk mendirikan kembali rumah yang hangus terbakar, karena tidak memiliki banyak uang. Tetapi, berkat kepedulian pemerinah desa dan para donatur. Sekarang, lanjunya, dia bersama istri dan anaknya, sudah bisa menempati kembali rumah yang dibangun menggunakan anggaran swadaya. Artinya, saat ini, dia sudah bisa meninggalkan tempat pengungsian. “Alhamdulillah, kami sudah punya rumah lagi. Rumah baru ini lebih dari cukup bagi kami untuk berteduh,” ujar Sarman, seusai pulang menangkap ikan di laut. (mg-2/mas)
Sumber: