Pemuda Mauk Sulap Lahan Kering Jadi Kebun Sayur

Pemuda Mauk Sulap Lahan Kering Jadi Kebun Sayur

MAUK – Berbekal pengalaman belajar pertanian secara otodidak, pemuda yang tergabung dengan Kelompok Tani Muda Kiselut, Kecamatan Mauk  berhasil mengembangkan tanaman sayuran di lahan kering. Lahan kering seluas 3.000 meter persegi yang biasanya hanya ditumbuhi rumput yang tinggi, disulap menjadi perkebunan sayur mayur yang begitu subur. Ribuan tanaman cabai dan terung yang ditanam sekitar dua bulan silam kini sudah berbuah. Meski tidak maksimal pada awalnya, Kelompok Tani Muda Kiselut yakin spekulasinya menanam sayur mayur akan sukses. Sejak mulai menanam kelompok tani tersebut, terus menambah jumlah tanaman yang ditanamnya. Dari jumlah tanaman yang sudah mereka tanam, di antaranya sudah berbuah dan siap di panen. Sementara sisanya baru berusia sekitar satu bulan dan siap untuk dipanen sekitar satu bulan mendatang. “Kelompok tani ini kita buat untuk memberdayakan pemuda. Kita ingin mengajak pemuda untuk kembali ke ladang, jangan hanya mengandalkan pabrik sebagai tempat bekerja. Ternyata hasil bercocok tanam juga hasilnya cukup lumayan. Yang pertama belum maksimal, namun tanaman yang kedua jauh lebih baik,” kata M Fikri, Ketua Kelompok Tani Muda Kiselut, Senin (1/10). Pria berkulit gelap ini mengaku pengalaman belajar pertanian selama ini membuatnya optimis bisa mengembangkan budidaya sayuran di Kecamatan Mauk. Lahan pertanian yang ada sangat potensial untuk dikembangkan menjadi lahan perkebunan buah dan sayur karena memang cukup subur. "Untuk mengembangkan tanaman cabai dan terung, yang terpenting adalah pasokan airnya cukup, perawatan serta pemupukannya. Kedua tanaman  ini harus dipupuk dan dirawat setiap hari untuk menghasilkan buah yang besar dan berkualitas," jelasnya. Sementara itu, Bendahara  Kelompok Tani Muda Kiselut Ahmad Satibi, memaparkan, prospek bertani sayur yang dikembangkan pemuda Kecamatan Mauk sangat menjanjikan. Kata Abil, sapaan akrab Ahmad Satibi, yang terpenting pemuda memiliki kemapuan untuk bertani. Karena hasil panen bisa langsung dijual di Pasar Mauk. “Untuk penjualannya tidak pusing-pusing, banyak pedagang di Pasar Mauk yang meminta hasil panen kita. Namun untuk marketing, kita langsung yang memasarkannya. Lagi-lagi memberdayakan pemuda dalam penjualannya,” tegas Abil. Lebih lanjut aktivis lingkungan hidup ini memaparkan, Kelompok Tani Muda Kiselut tidak hanya mengembangkan sayur mayur, mereka juga berternak ikan lele dan juga bebek. Meski modal yang mereka miliki hanya Rp5 juta dari uang iuran sukarela, modal tersebut mereka manfaatkan dengan baik. “Sampai saat ini kita belum mendapatkan modal baik dari pemerintah maupun pihak swasta, kita hanya mengandalkan kemampuan kelompok tani yang kita bentuk,” tegas Abil. (mas)

Sumber: