2.259 Jemaah Haji Pulang, 3 Wafat di Arab
TIGARAKSA – Ribuan jemaah haji asal Kabupaten Tangerang telah tiba di tanah air. Kelompok terbang (kloter) terakhir mendarat di Bandara Soekarno-Hatta pada Jumat (21/9) lalu. Sebanyak tiga jemaah dilaporkan wafat di Arab Saudi. Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Kabupaten Tangerang Anas Suandi menyebutkan, jemaah yang diberangkatkan dari Kabupaten Tangerang pada musim haji tahun ini berjumlah 2.262 orang. Jumlah ini dibagi dalam tujuh kloter. Yakni kloter 5, 15, 24, 31, 36, 47, dan 52. “Alhamdulillah jemaah haji asal Kabupaten Tangerang sudah pulang semua dengan selamat. Tiga jemaah kita meninggal dunia di Arab Saudi, sehingga total yang pulang sebanyak 2.259 jemaah,” kata Anas, Sabtu (22/9). Dua jemaah yang wafat sebelum para jemaah tiba di Arafah. Pertama. Adang Aliyudin Satibi, warga Kampung Sentul, Desa Curug Kulon, Kecamatan Curug. Kedua, Madun Eri Markim, warga Kampung Gelam Barat, Desa Gelam Jaya, Kecamatan Pasar Kemis. “Sementara satu jemaah atas nama Jaenudi merupakan kloter 47, wafat beberapa hari sebelum jadwal kepulangan,” tandas Anas. Selain jemaah meninggal dunia, Kementerian Agama Kabupaten Tangerang mencatat, ada beberapa jemaah yang batal berangkat untuk menunaikan rukun Islam yang ke lima. Dimana satu jemaah di kloter 5, tiga jemaah di kloter 36, dan tiga jemaah di kloter 47. “Pada musim haji tahun ini, ada tujuh jemaah yang gagal naik haji. Masuk dalam daftar haji dan kloternya sudah ditentukan, namun batal berangkat. Satu jemaah batal berangkat karena meninggal dunia sebelum jadwal pemberangkatan, yaitu atas nama Marta,” jelas Anas. Sementara enam jemaah lainnya tidak bisa berangkat haji lantaran sakit. Keenam jemaah itu adalah Nur Hasan, Kasmin, Ersih, Harun, Wahab, dan Narin. Nur Hasan sendiri masuk dalam kloter 5 dan sudah tiba di Embarkasi Pondok Gede, Jakarta, 18 Juli 2018. Tetapi tiba-tiba penyakitnya kambuh. Ia pun dirawat di sana. Tim medis di embarkasi menyatakan jika kondisi kesehatan Nur Hasan tidak memungkinkan atau tidak layak terbang, sehingga dia dikembalikan ke keluarganya. Kemudian, terdapat 15 jemaah yang mengajukan pembatalan sebelum pramanifest. Jemaah yang mengajukan pembatalan tersebut memiliki alasan berbeda, mulai dari faktor penyakit hingga wanita hamil. (srh/mas)
Sumber: