Korban Kebakaran Kemiri Minta Perhatian

Korban Kebakaran Kemiri Minta Perhatian

KEMIRI – Sebanyak 14 kepala keluarga (KK) korban kebakaran di Kampung Selatip RT 08/03, Desa Lontar, Kecamatan Kemiri, masih mengisi tenda pengungsian sementara. Saat ini, para korban membutuhkan bantuan untuk mendirikan kembali rumah yang ludes terbakar. Kepala Desa Lontar Dakhlan menyebutkan, sebanyak 12 bangunan non permanen hangus dilalap si jago merah di Kampung Selatip, Desa Lontar pada akhir bulan lalu. Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, diduga kebakaran akibat konsleting listrik di salah satu rumah milik warga yang ditinggal pergi. “Peristiwa tersebut masih teringat dibenak para korban sampai saat ini. Ditambah, sebanyak 14 KK kehilangan tempat tinggal dan barang-barang milik mereka,” kata Dakhlan, saat dihubungi Tangerang Ekspres, Rabu (12/9). Sekarang, ia menyebutkan, para korban mengisi tenda pengungsian yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian. Sebagian, KK mengungsi ke rumah kerabat mereka masing-masing, supaya mendapatkan kenyamanan dibandingkan mengisi tenda pengungsian. Beruntung, pengungsian belum disiram hujan sampai saat ini. Ia menuturkan, para korban meminta kepada pihaknya untuk membangun kembali rumah milik mereka. Pasalnya, penghasilan mereka sebagai nelayan dan pedagang ikan membutuhkan waktu lama untuk mengumpulkan uang, demi membangun rumah idaman kembali. Dengan demkian, ia berusaha mencari dana bantuan dari mana saja. Tujuannya, supaya para korban dapat kembali memiliki rumah mereka yang hangus terbakar. Kedepan, ia mencoba mendirkan kembali bangunan rumah seluas 4x6 meter persegi untuk setiap KK. “Semoga banyak yang bantu untuk persoalan kemanusian seperti ini,” harapnya. Plt Camat Kemiri Yati Nurulhayat mengatakan, seluruh korban kebakaan di Kampung Selatip, Desa Lontar, sudah menerima bantuan dari Pemerintah Kecamatan Kemiri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Tangerang, Dinsos Provinsi Banten, Kementerian Sosial (Kemensos) RI, Anggota Komisi VII DPR RI dan masyarakat lain. Adapun bantuan yang diberikan, ia memaparkan, kebutuhan sandang dan pangan, seperti mi instan, air mineral, sembilan bahan pokok (sembako), perlengkapan sekolah, makan bayi, makanan di dalam kaleng, alas tidur atau karpet, selimut dan tenda darurat. “Pemerintah belum bisa memberikan bantuan pembangunan kembali rumah mereka. Sebab, rumah mereka yang terbakar berdiri di atas tanah milik pemerintah atau bukan milik pribadi. Tetapi, karena bicara kemanusian, Kades setempat berencana mendirikan bangunan rumah seadanya, menggunakan bahan material, seperti kayu, papan dan asbes,” tutupnya. (mg-2/mas)

Sumber: