Bangladesh Belajar KB di Tangsel

Bangladesh Belajar KB di Tangsel

CIPUTAT-Sebanyak 20 dokter dari negara Bangladesh belajar pelayanan keluarga berencana (KB) di Kota Tangsel. Rombongan yang dipimpin dr Uchit Kumar Sinha tersebut diterima Kepala Bidang Keluarga Berencana pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perlindungan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DPMP3AKB) Ellen Hutabarat dan Asda III pada Setda Kota Tangsel, Teddy Meiyadi. Ellen mengatakan, rombongan dokter dari Bangladesh datang ke Tangsel untuk belajar terkait cara pelaksaan KB di kota pemekaran dari Kabupaten Tangerang tersebut. "Dokter yang datang itu berasal dari seluruh kota/kabupaten di Bangladesh," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Rabu (18/7). Ellen menambakan, para dokter ingin belajar KB untuk menekan angka kelahiran di Bangladesh yang saat ini, menurut mereka sulit dikendalikan. Tiap keluarga di Bangladesh, rata-rata memiliki dua sampai tiga anak tapi, masyarakat yang tinggal di pedalaman masih banyak memiliki anak lebih dari tiga serta sulit dikendalikan. Dalam kunjungan tersebut, rombongan ingin belajar KB salah satunya jenis intrauterine device (IUD). Umumnya alat kontrasepsi IUD ini berbahan dasar plastik dengan bentuk seperti huruf 'T' yang dimasukkan ke dalam rahim. "Dokter dari Bangladesh tertarik belajar bagaimana menjalankan pola KB jenis IUD dan Tubektomi di Tangsel," tambahnya. Selain itu, DPMP3AKB juga mengajak rombongan untuk memasuki dan melihat isi dalam mobil pelayanan KB Keliling yang dimiliki. Pelayanan KB keliling dilaksanakan rutin untuk memberikan pelayanan berupa pemasangan kontrasepsi kepada warga berupa KB jenis implan, IUD dan lainnya. Semua pelayanan KB bisa dilakukan di mobil keliling namun, KB jenis tubektomi harus dilakukan di rumah sakit lantaran perlu dilakukan anastesi. "Para dokter sangat antusias melihat dan masuk dalam mobil layanan KB keliling yang kita punya," jelasnya. Sementara itu, Ketua Rombongan dokter dari Bangladesh dr Uchit Kumar Sinha mengatakan, Kota Tangsel dipilih menjadi tempat belajar lantaran dapat menekan angka kelahiran dan memiliki program mobil pelayanan KB keliling. "Tangsel layanan KB-nya cuku bagus dan kita tahu itu setelah melihat berita di internet," ujarnya. Uchit menambahkan, di Bangladesh layanan program KB dilakukan masih sampai pada rumah sakit saja. Sedangkan layanan seperti di puskesmas belum merata lantaran kondisi dan peralatannya belum memadai. "Puskesmas di Bangladesh tak sebagus di Tangsel, disini Puskesmasnya seperti rumah sakit di negara saya," tambahnya. Masih menurutnya, negaranya dalam waktu dekat akan membuat layanan KB mobil keliling untuk menjangkau masyarakat yang tinggal di pedalaman dan melayani KB jenis IUD dan tubektomi. Di Tangsel pertumbuhan penduduk banyak dan penggunaan kontrasepsi tinggi. "Ternyata itu bukan dari angka kelahiran tapi, urban atau orang datang dari daerah lain. Kalau di Bangladesh semua pertumbuhan dari kelahiran semua, makanya perlu dikendalikan," ungkapnya. (bud/esa)

Sumber: