Bina Lingkar Kampus ITI Kota Tangsel, Membangun Kawasan Eco-Wisata

Bina Lingkar Kampus ITI Kota Tangsel, Membangun Kawasan Eco-Wisata

SETU – Berkontribusi membangun Kota Tangsel yang lebih maju. Institut Teknologi Indonesia (ITI), Kota Tangsel membentuk program bina lingkar kampus  untuk membangun kawasan Eco-Wisata berbasis agroindustri, di Kelurahan Keranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangsel, Program ini merupakan aplikasi empati khususnya Program Studi Teknologi Industri Pertanian yang diikuti dengan Prodi Informatika, Arsitektur serta Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota untuk membangun wilayah Keranggan menjadi pusat wisata. Syahril Makosim, dosen prodi Teknologi Industri Pertanian ITI menjelaskan untuk Prodi Indsutri Pertanian dalam program lingkar kampus ini ialah mencukupi bahan baku yang dibutuhkan para pengrajin di Keranggan. Mulai dari bahan baku kacang tanah, singkong, getuk, rengginang dan sejumlah produksi UKM warga lainnya. “Kami juga akan membangun kualitas produksi, yang dimulai dari tata letak dan kebersihan dapur warga. Pengemasan hingga pemasarannya, dengan begitu produksi warga Keranggan dapat tampil dan bersaing dengan produk-produk lainnya di Indonesia bahkan luar negeri,” ungkap pria yang menjabat sebagai Trainer dan Konsultan Pangan saat ditemui Tangerang Ekspres, Rabu (18/7). Ia menuturkan ITI akan mendampingi kelurahan Keranggan hingga 5 tahun kedepan susai nota kerjasama hingga menjadi Eco-Wisata yang mensejahterakan penduduknya. “Kelurahan Keranggan setiap harinya memproduksi kacang tanah, keripik singkong dan lainnya hingga berton-ton. ITI akan mendampingi hingga menjadi pengusaha rumahan yang sukses. Bukan sekadar lelah membuat tanpa mengetahui aturan bisnis yang sesungguhnya,” jelasnya. Sementara itu, Abu Amar, Ketua Prodi Teknologi Industri Pertanian ITI juga menambahkan untuk Prodi Arsitektur salah satunya akan melakukan perancangan dapur-dapur yang efektif bagi industri rumahan namun tetap bersih dan berkualitas. “Nantinya, dapur produksi warga Keranggan akan menjadi tempat wisata bagi mahasiswa, anak sekolah atau TK yang ingin belajar memasak atau pengemasan terhadap produk-produk UKM. Dengan itu, puluhan dapur pengerajin Keranggan akan ditata ulang hingga layak atau sesuai standar yang ditentukan,” jelas Abu. Lanjutnya, begitu juga dengan Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota yang akan menyulap tata letak wilayah Keranggan menjadi agro wisata. Mulai dari permainan air bantaran sungai, cafe dengan konsep menarik serta membangun sentra-sentra wisata lainnya. “Program ini tidak hanya melibatkan dosen namun jajaran mahasiswa yang nantinya menjadi ladang pembelajaran mereka sebelum terjun kelapangan untuk menyelesaikan skripsi atau tugas akhir mereka,” tutup Abu.(bun)

Sumber: