Teliti Pilih Jurusan Agar Tak Menyesal
JAKARTA – Menteri Tenaga Kerja Muhammad Hanif Dhakiri mengatakan, kompetensi yang tidak sesuai kebutuhan pasar kerja juga ikut menghambat. Bahkan, sejumlah alumni penerima beasiswa pascasarjana Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) juga tak lepas dari persoalan itu. Selain tak sesuai kualifikasi, pengalaman kerja yang sama sekali tidak dimiliki juga menghambat lulusan kampus beken di luar negeri bisa masuk dunia kerja. Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Ali Ghufron Mukti mengatakan, relevansi lulusan perguruan tinggi terhadap kebutuhan tenaga kerja menjadi faktor penting dalam upaya mencegah sarjana menganggur. Salah satu kendala yang dihadapi calon mahasiswa saat memilih jurusan di perguruan tinggi adalah tidak memahami bidang pekerjaan secara mendalam. Maka tak jarang, pelajar salah pilih jurusan pendidikan tinggi. Agar terjebak dalam masalah seperti itu, ada baiknya mengenali potensi dan minat sebelum menentukan jurusan di perguruan tinggi. “Perlu dicamkan, setiap profesi yang nantinya kamu jalani perlu ditunjang kualitas kepribadian tertentu. Untuk itu, perlu tahu bagaimana kemampuan adaptasi, daya tahan terhadap stres, stabilitas emosi, tingkat ketelitian, kecepatan kerja, motivasi diri,” kata Ali. Kata Ali, ada sejumlah pekerjaan yang memerlukan pribadi dengan daya tahan stres, stabilitas emosi, dan kemampuan beradaptasi yang cukup baik. Misalnya, dokter. Dalam menjalani profesinya, seorang dokter harus mampu mengelola emosi dengan baik dalam menghadapi pasien maupun keluarga pasien. Selain itu, dokter juga mesti bisa beradaptasi dengan cepat bila ditugaskan di daerah terpencil. Oleh karena itu, bukan hanya kecerdasan intelektual yang bisa menjadi modal agar kamu bisa berprofesi sebagai dokter. Masih ada lagi yang perlu diperhatikan, yakni minat. Seseorang bisa mengerjakan tugas apa pun dengan sepenuh hati dan semangat membara bila melakukan hal-hal yang diminatinya. Peran orangtua sangat dibutuhkan agar bisa mengenali potensi, minat, dan kepribadian. Orangtua merupakan orang terdekat yang mengetahui tumbuh kembang seorang anak sejak dalam kandungan hingga duduk di bangku sekolah. “Perlu pendampingan orangtua untuk mengarahkan pilihan yang tepat, supaya bakat dan minatnya sesuai dengan jurusan yang akan dipilih,” katanya. (jpnn/mas)
Sumber: