Tahu Rem Bermasalah, Nekat Jalan Terus
TANGERANG--Sebanyak 27 warga Kota Tangsel meninggal dunia dalam kecelakaan di Tanjakan Emen, Kampung Ciceneng, Desa Ciater, Kecamatan Subang, Jawa Barat, Sabtu (10/2). Delapan belas lainnya mengalami luka ringan dan berat. Polisi menduga penyebab kecelakaan bus maut di Tanjakan Emen Subang itu karena rem blong. Bila terbukti sesuai dugaan, sopir dan manajemen perusahaan otobus (PO) Premium Fassion berpotensi menjadi tersangka. “Dugaan penyebab sementara memang karena rem yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Kemudian didukung oleh geometrik (jalan) menurun,” kata Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Royke Lumowa saat meninjau lokasi kejadian di Tanjakan Emen, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Minggu (11/2). Sopir bus nahas itu, yakni Amirudin, saat ini masih dirawat di RSUD Subang. Ia menuturkan kelengkapan administrasi sopir dan kendaraan tidak ada masalah. Namun, sambung Royke, sebelum perjalanan pulang usai dari objek wisata Gunung Tangkuban Parahu, sopir yaitu Amirudin sempat mengabarkan kepada manajemen soal masalah pada sistem pengereman bus nopol F7959 AA. Namun, menurut Royke, manajemen PO Premium Fassion malah memberikan petunjuk kepada sang sopir untuk merekayasa sistem pengereman tersebut. Pihak manajemen mengizinkan sopir tetap mengoperasikan bus berpenumpang 52 orang itu. “Sopir menunjukkan rem ada masalah dan ada beberapa titik sistem rem yang difoto sopir untuk dikirimkan ke pihak manajemen. Kemudian sopir diberikan petunjuk bagaimana merekayasa sementara dan itu sudah dilakukan, lalu bus tetap bisa jalan,” tutur dia. Menurut Royke, tidak menutup kemungkinan sopir dan manajemen PO Premium Fassion dapat menjadi tersangka kecelakaan maut tersebut. Sebab, sambung dia, telah terjadi kelalaian yang diduga dilakukan sopir dan pengelola bus. “Kami akan menyidik lebih dalam ke arah sana, tak menutup kemungkinan jadi tersangka. Karena ini kelalaian sopir ya dan pihak manajemen juga, karena kelaikan jalan (bus) itu tanggung jawab manajemen,” ujar Royke menegaskan. Polisi sudah menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk membuktikan penyebab terjadinya kecelakaan. Hasil olah TKP akan dicocokkan dengan keterangan para saksi mata dan korban selamat. “Pendalaman hasil olah TKP ini diperkirakan sekitar dua hari baru bisa disimpulkan," ucap Royke. Olah TKP menggunakan alat Faro atau pemindaian menggunakan kamera tiga dimensi (3D). “Olah TKP menggunakan sistem Faro dengan kamera (drone) laser 3D. Nanti dipetakan jadi aplikasi yang menggambarkan terjadinya kecelakaan ini,” kata Kasubdit Gakkum Korlantas Polri Kombes Joko Rudi di sela-sela olah TKP, Tanjakan Emen, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Minggu (11/2). Dia menuturkan berdasarkan analisis secara kasat mata yang dilakukannya, tampak ada beberapa titik memperlihatkan bus yang datang dari arah Bandung ke Subang itu mencoba menghentikan kendaraan sebelum akhirnya terguling. Namun, nampaknya sistem rem tidak berfungsi. “Tadi terlihat ada beberapa titik bekas pengeraman di jalan sebelum akhirnya terguling. Artinya bus sempat mencoba untuk memperlambat laju kecepatannya,” ujar Joko. Lebih lanjut ia menjelaskan lokasi kecelakaan ini merupakan titik terakhir jalan menurun dari Tanjakan Emen dari arah Bandung menuju Subang. Sehingga, sambung dia, diprediksi sistem pengereman bus mengalami gangguan lantaran sepanjang Tanjakan Emen yang mencapai 2,4 kilometer itu terus digunakan. “Karena ini turunan terakhir mungkin (rem) panas dan memuai hingga tidak berfungsi. Karena ini kan cukup panjang turunannya, jadi rem terus dipakai," tuturnya. Kendati demikian, kata Joko, analisis tersebut masih bersifat sementara. Pihaknya harus membuktikannya melalui olah TKP serta keterangan dari para korban selamat dan saksi mata. Kemudian, alat bukti ini direkomendasikan ke pengadilan. “Kami pastikan bus ini tidak overload. Karena penumpang ada 53 orang, sedangkan kapasitas 54 orang. Tapi lebih lanjutnya kita tunggu hasil olah TKP dan keterangan para saksi," ucap Joko. Para korban merupakan anggota Koperasi Simpan Pinjam Permata Ciputat Kota Tangsel, anggota PKK Kelurahan Pisangan, kader posyandu dan anggota pengajian dari RT 05, RT 07, dan RT 08 RW 01, Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur. Lurah Pisangan Idrus Asenih Kurnain menjelaskan, kecelakaan terjadi setelah mereka melakukan rapat anggaran tahunan (RAT) koperasi di Lembang. Idrus sendiri ikut dalam rapat tersebut. Saat itu, bus pariwisata yang mereka tumpangi menuju air panas di Ciater terbalik. “Kita rapat di Lembang dalam rangka RAT koperasi. Koperasi itu kalau mau ditingkatin, simpanan pokoknya dan wajibnya kita RAT dulu untuk laporan keuntungan penggunaan anggaran bersama, Habis rapat di rumah makan Lembang, baru 15 menit menuju tempat air panas Ciater mobilnya terbalik,” terang Idrus di sela pendataan korban di RSUD Kota Tangsel, Minggu (11/2). Idrus mengakatan, saat melihat kejadian awalnya dirinya pun tidak mengetahui jika korban merupakan warganya. RAT Koperasi sendiri diikuti oleh 151 peserta. Dengan kendaraan bus sebanyak tiga unit. “Saya nggak lihat langsung soalnya jalannya berkelok. Kebetulan bus yang terguling itu bus pertama dan saya di bus ketiga jaraknya 500 meter dengan korban. Dari mulanya saya melihat mobil kebalik nggak tahu itu saudara kita. Orangnya ngampar, karena mobil terbalik mental ke luar terus ke balik lagi, keinjek, merosot dan kegiles soalnya di turunan terguling jam tiga sore hampir asar,” jelasnya. Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Suhara Manullang mengatakan, pihaknya sudah mengirim ambulans sebanyak 26 dan lima unit mobil jenazah. Bagi korban meninggal, lanjut Suhara, Pemkot sudah menyiapkan pemakaman di Taman Makam Legoso, Kelurahan Pisangan. Tidak hanya itu, bagi korban luka-luka Pemkot Kota Tangsel pun menajmin untuk perawatannya. “Semua korban dibawa ke RSUD Tangsel semua. Selanjutnya kami akan berikan mulai dari penanganan, pemeriksaan awal hingga proses penyembuhan. Bagi yang luka ringan akan dibawa ke Puskesmas Bhakti Jaya dan Pamulang,” ujarnya. Sementara sebanyak 18 luka berat, Suhara mengatakan akan diberi perawataan di RSUD, jika tidak bisa akan dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitasnya. Biaya pun sudah ditanggung Pemkot Tangsel. “Prosedur kita periksa. Kalau tidak bisa akan kami rujuk ke rumah sakit swasta yang memiliki fasilitas lengkap. Masalah biaya, korban tidak perlu khawatir karena ditanggung Pemkot,” ucapnya. Kapolres Kota Tangsel AKBP Fadli Widiyanto menambahkan, terkait kecelakaan bus pariwisata tersebut, sampai saat ini Polres Subang sedang melakukan penyelidikan. Termasuk kelayakan bus dan kesehatan sopirnya. “Setelah penyelidikan Polres Subang akan memberikan informasi ke masyarakat Tangsel. Kami pun akan terus memantau perkembangan masalah kelayakan bus. Tak hanya itu, Korlantas Polri akan turun langsung membantu dengan alat-alatnya yang sudah canggih. Sehingga bisa mengambarkan kronologi dan melihat kondisi fisik,” tutup Fadli kepada awak media. (det/mg-7/bha)
Sumber: