Masih Ada Dua Tahun Lagi

Masih Ada Dua Tahun Lagi

JAKARTA-Masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginjak usia yang ketiga pada Jumat (20/10). Pendahulu Jokowi yang juga Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun memberikan penilaian atas kinerja penerusnya di kursi kepala negara. Melalui sebuah video berdurasi 2 menit 37 detik, SBY menyampaikan selamat kepada Presiden Jokowi yang sudah tiga tahun memimpin Indonesia. “Partai Demokrat menilai, banyak yang telah dicapai dan dilakukan oleh pemerintah kita, meskipun tidak sedikit yang harus dilakukan dan dicapai ke depan nanti,” katanya. Presiden Keenam RI itu justru tak sependapat jika ada yang menganggap pemerintahan Presiden Jokowi telah gagal dan tidak menunjukkan perbaikan. “Sebagaimana masa presiden dan pemerintahan-pemerintahan sebelumnya, jika ada yang mengatakan bahwa pemerintah ini telah gagal dan tidak ada satu pun yang dihasilkan, menurut saya tidak fair dan tidak legawa,” ujar SBY yang dalam video itu didampingi Ani Yudhoyono dan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat (PD) Hinca Panjaitan. Tapi, SBY juga berpendapat sebaliknya, “Jika ada yang mengatakan bahwa yang dilakukan pemerintah saat ini selalu sukses dan tidak ada satu pun yang kurang, menurut saya, tidak jujur,” tegasnya. Karena itu SBY mengajak seluruh pihak untuk memberikan kesempatan dan dukungan kepada pemerintah untuk melanjutkan dan merampungkan tugas-tugasnya. Sebab, banyak sasaran yang harus diwujudkan. SBY meyakini jika pemerintahan Jokowi tetap fokus pada upaya untuk memenuhi harapan dan kebutuhan rakyat, pasti akan banyak hal yang bisa dilakukan pada dua tahun mendatang. Karena itu, kata SBY, PD juga punya harapan kepada pemerintahan Jokowi. “Kiranya Presiden Jokowi beserta jajaran pemerintahannya sungguh menjaga agar bangsa ini tetap rukun dan bersatu dan tidak terpolarisasi oleh alasan apa pun, termasuk karena perbedaan identitas. Diharapkan, pemerintah makin adil dan bisa mengayomi semuanya. Bagi Jokowi masa tiga tahun itu memberikan kesan tersendiri."Tiga tahun menjadi Presiden Republik Indonesia adalah tiga tahun blusukan ke seluruh penjuru negeri," ujar Jokowi melalui akunnya di Facebook, Sabtu (21/10). Mantan Walikota Surakarta dan gubernur DKI itu memang gemar blusukan. Tentu saja Jokowi punya alasan tersendiri. "Jika hanya duduk di kantor, kita tidak akan pernah tahu masalah di lapangan," tulisnya. Bersamaan dengan status itu, Presiden Jokowi juga mengunggah video yang meringkas apa yang telah dilakukannya selama tiga tahun ini. Dalam video dengan tagar #kerja3ersama itu, Jokowi mengaku sudah mengunjungi 117 kabupaten dan 47 kota di seluruh Indonesia. Meski terkadang harus menempuh perjalanan yang tidak mudah dan melelahkan untuk mencapai sejumlah lokasi tersebut, suami Iriana itu tetap melaju dengan penuh semangat menemui rakyat di daerah yang dia kunjungi. Pria asal Solo itu juga rajin blusukan untuk menyerahkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Untuk 2017 saja, Jokowi sudah membagikan 1.286.395 KIS kepada masyarakat di seluruh Indonesia. Selain itu, Jokowi juga membagikan 46.336 KIP dan 137.035 sertifikat tanah. Jokowi juga blusukan ke daerah demi memantau infrastruktur yang menjadi perhatian serius Presiden Ketujuh RI itu. Setidaknya, Jokowi sudah melakukan 23 groundbreaking proyek infrastruktur di sejumlah daerah. Beberapa di antaranya ialah untuk pengembangan ataupun pembangunan tol laut, jalan tol, waduk, dan rumah rakyat. Yang juga tak luput dari catatan Jokowi adalah soal bagi-bagi sepeda yang kini menjadi kebiasaannya. Selama tahun 2017 ini, Jokowi sudah membagukan 119 unit sepeda kepada masyarakat. Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira menyatakan bahwa selama tiga tahun masa pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) masih banyak kekurangan. Bahkan, berbagai rencana jangka pendek juga belum sepenuhnya tercapai. Andreas mengatakan, salah satu program jangka pendek masa pemerintahan Jokowi-JK yang belum berjalan maksimal adalah di bidang kesehatan. "Jaminan kesehatan belum sempurna betul, baru sekitar 9,2 juta orang memperoleh akses kesehatan," ujar Andreas, Sabtu (21/10). Anggota Komisi I DPR itu menilai program jangka pendek Jokowi yang belum optimal berbading terbalik dengan program jangka panjang yang dicanangkannya. Misalnya, percepatan pembangunan infrastruktur. "Perlu memperhatikan juga aspek jangka pendek. Karena rakyat membutuhkan apa yang bisa dimakan hari ini," katanya. Kendati demikian, Andreas memuji Jokowi yang sukses melakukan pemerataan pembangunan. Sebab, efek pemerataan pembangunan di Kawasan Timur Indonesia sangat terasa. "Tidak seperti dahulu yang hanya fokus ke Pulau Jawa saja. Saat ini pembangunan sudah Indonesia sentris," pungkas anak buah Megawati Soekarnoputri di PDIP itu. (jpnn)

Sumber: