Kasus Pecandu Narkoba Remaja Tinggi
SERPONG-Peredaran Narkotika dan Obat-obatan Terlarang (Narkoba) menyasar kalangan remaja. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Tangsel, jumlahnya terus meningkat setiap tahun. Kepala BBN Kota Tangsel AKBP Heri Istu Hariono mengatalan, penyalahguna narkoba pada anak usia di bawah umur atau remaja, setiap tahun mengalami peningkatan. Data yang diperoleh BNN Tangsel dari lembaga pemasyarakatan se-Tangerang Raya, kenaikannya hampir 90 persen lebih. “Bulan Februari 2016 terdapat 279 warga Tangsel kedapatan membawa narkoba dimana 50 di antaranya adalah anak di bawah umur. Kemudian, pada Februari 2017 angka penyalahguna narkoba mengalami kenaikan menjadi 438 orang dengan 58 orang di antaranya merupakan anak di bawah umur,” katanya, usai menyosialisasikan penanggulangan Narkoba di salah satu rumah makan di BSD, Kamis (12/10). Fenomena penyalahguna Narkoba pada remaja ini diyakini masih marak. Jika melihat data riil, jumlahnya memang tidak lebih besar dari pecandu dewasa. Namun, Heri meyakini, kasus di bawahnya bisa lebih besar. “Kasus narkoba ini seperti fenomena gunu es, yang muncul di permukaan seperti hanya 10 persen saja. Makanya, kami berkolaborasi dengan polres untuk melakukan pencegahan,” ujarnya. Dia mengatakan, BNN Kota Tangsel terus melakukan pencegahan. Antara lain, menyosialisasikan bahaya narkoba ke berbagai pihak. Bahkan, mulai pekan depan, pihaknya berencana menggandeng Polres Tangsel untuk melakukan sosiasliasi ke sekolah-sekolah di Tangsel. “Secara keseluruhan sudah mulai menurun. Tapi, dari data kita tidak. Nanti akan diteliti lebih lanjut,” tambahnya. Dia menambahkan tingginya penyalahgunaan narkoba di Tangsel didominasi oleh jenis ganja dan sabu- sabu. Namun pihaknya mengaku belum maksimal menekan angka penyalahgunaan narkoba seperti yang ada dalam razia yang dilakukan serempak se Indonesia beberapa waktu lalu. “Kami malah tidak dapat PCC. Polres Tangsel dapat mengerebek pabriknya di luar Tangsel,” tambahnya. Untuk Pperedaran Narkoba golongan 1 berjenis Ganja di Kota Tangsel terbesar berada di daerah kecamatan Pamulang dan Ciputat. "Paling rawan itu di kecamatan Pamulang, Ciputat dan Pondok Aren. Pamulang dan Ciputat ganja sama sabu, Pondok Aren banyak Sabu," jelas Heri. Artinya, dalam beberap tahun belakangan ini kasus-kasus peredaran ganja paling banyak ditemukan di daerah Pamulang dan Ciputat. Meski demikian, menurutnya saat ini telah terjadi perubahan pilihan jenis narkoba di wilayah Kota Tangsel. Pengguna sedang beralih menggunakan obat-obatan dibandingkan Narkoba golongan 1. "Kalau sekarang larinya ke obat-obat keras. Bergeser dari sabu jadi ganja, sekarang bergeser lagi ke obat-obatan daftar G seperti tramadol, maupun PCC. Padahal nyatanya banyak orang jadi gila," jelasnya. Akan tetapi, hingga saat ini untuk wilayah Tangsel, Heri belum menemukan obat-obatan jenis PCC yang beredar bebas di masyarakat terutama pengguna dari kalangan anak-anak di bawah umur. "Kalau Tangsel (datanya) kita belum tutup, sampai saat ini paling banyak Sabu dan Ganja. Kalau obat-obatan terakhir kita razia belum mendapatkan PCC di wilayah Tangsel," paparnya. Mengenai jumlah pasti seberapa besar peredaran narkoba di wilayah Tangsel, Heri belum dapat mengungkapkan secara mendetail lantaran data belum terkumpul secara keseluruhan. "Data akan saya update per Desember 2017, nanti akan saya infokan,” ujarnya. (mg-6/pos/esa)
Sumber: