Dua Dapur MBG Jadi Percontohan

Dua Dapur MBG Jadi Percontohan

DAPUR: Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan meninjau dapur MBG yang ada di kawasan Ciater 1. -(Humas Tangsel For Tangerang Ekspres)-

TANGERANGEKSPRES.ID, SERPONG — Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan me­ninjau 2 dapur Makan Bergizi Gratis atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang ada Ciater 1 dan 3, Serpong, pada Kamis (8/10) sore.

”Hari Rabu saya meninjau 2 dapur MBG yaitu Ciater 1 dan Ciater 3 melihat SOP yang diterapkan dan juga terkait kondisi bangunannya. Saya lihat ini bisa jadi percontohan untuk SPPG lainnya karena menerapkan tempat yang layak, luasan cukup, higienis, bersih dan steril,” ujarnya.

Pilar menambahkan, pe­nge­cekan tersebut merupakan tin­daklanjut berdasarkan rapat koordinasi yang dilakukan ber­sama pemerintah pusat beberapa waktu lalu.

”Menindaklanjuti arahan Men­dagri, Menko PMK, Men­kes, Mendikdasmen be­be­rapa waktu lalu. Kami di Tangsel sudah melakukan ko­munikasi dengan seluruh SPPG di Kota Tangsel. Langkah ini sebagai bentuk dukungan Pem­kot Tang­sel agar program ma­kan bergizi gratis lancar, aman dan layak untuk diba­gikan pada penerima, termasuk ibu hamil dan balita,” tambahnya.

Saat melakukan peninjauan, Pilar mengaku dapur MBG Ciater 1 dan 3 bisa menjadi percontohan. Hal tersebut bu­kan tanpa alasan, dirinya me­nilai bahwa prosedur sudah dijalan dengan baik.

”Semua saya lihat dilakukan sebaik mungkin. Jadi nanti kalo semua dinilai baik SPPG Ciater 1 dan 3 oleh Dinas Kesehatan dan Dinas Bangunan. Nah, kita arahkan SPPG lainnya bisa mencontoh,” jelasnya.

Pemkot Tangsel juga siap me­lakukan pendampingan agar dapur MBG bisa memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Bahkan jika dibutuhkan nantinya, pemanfaatan digital maupun aplikasi dalam men­dukung MBG, Pemkot Tangsel mengaku siap. 

”Ke depan pemerintah daerah diminta untuk membantu Ser­tifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Karena ini persyaratan utama, kami insyaallah mela­kukan pendampingan dan ma­sukan kepada SPPG mana yang masih kurang,” ungkapnya.

”Atau misalnya dapurnya ku­rang steril, belum memiliki IPAL. Nah itu harus dipenuhi semua, jadi kita pantau dan SLHS itu benar-benar men­seleksi. Jadi MBG itu layak dan aman dikonsumsi,” tuturnya.

Penyuka olahraga bukutangkis tersebut menegaskan, pihaknya mendukung penuh program MBG. Sehingga keselamatan dan keamanan para penerima manfaat MBG juga menjadi perhatian, agar tidak ada kor­ban yang mengalami kera­cunan.

”Insyaallah batasan-batasan birokrasi, ego sektoral itu harus dihilangkan, walaupun ini bu­kan program pemerintah da­erah, tetapi punya tanggung jawab keselamatan dan keama­nan para penerima. Kita harus sama-sama mensukseskan pro­gram dan saling membantu,” tutupnya. (bud)

 

Sumber: