Cuaca Tak Menentu, Waspadai 4 Penyakit

Cuaca Tak Menentu, Waspadai 4 Penyakit

Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) pada Dinas Kesehatan Kota Tangsel Aprilia Krisliana.-(Tri Budi Sulaksono/Tangerang Ekspres)-

TANGERANGEKSPRES.ID, SERPONG — Sejak beberapa hari ini cuaca di wilayah Kota Tangsel tak menentu. Kadang diguyur hujan, kadang juga panas. Kon­disi ini, memantik ancaman kese­hatan. Penyakit akan mudah menyerang siapa saja yang kondisi tubuhnya tidak fit. Untuk itu, 4 penyakit ini wajib di waspadai.

Ada beberapa penyakit yang dapat muncul karena pera­lihan musim tersebut.

Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) pada Dinas Kesehatan Kota Tangsel Aprilia Krisliana me­ngatakan, saat musim hujan tubuh akan lebih mudah ter­serang penyakit, sebagai akibat adanya perubahan suhu pada lingkungan.

”Ketika musim hujan jenis mikroba akan lebih mudah berkembang biak dan makin mudah masuk ke tubuh ma­nusia. Daya tahan tubuh yang tak prima akan semakin mem­buat bakteri dan virus ber­kembang hingga menyebabkan pe­nyakit,” ujarnya, Selasa, 2 September 2025.

Perempuan yang biasa di­sapa April tersebut menam­bahkan, tubuh harus waspada terhadap serangan penyakit yang datang ketika musim hujan. Ada 4 pe­nyakit yang sering terjadi dan wajib diwas­padai saat peralihan musim dan terutama saat mu­sim hu­jan.

Pertama adalah demam ber­­darah dengue (DBD). DBD adalah penyakit yang dise­babkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes al­bopictus atau infeksi virus akut yang disebabkan virus dengue.

”Gejala DBD antara lain hari 1-3 fase demam mendadak tinggi disertai berbagai gejala yang muncul, hari 4-5 meru­pakan fase kritis demam turun, hari 6-7 fase penyembuhan demam kembali tinggi sebagai reaksi dari kesembuhan,” tam­bahnya.

Menurutnya, apabila menga­lami gejala tersebut segera periksakan segera ke puskes­mas atau rumah sakit terdekat. Jika mengalami gejala syok yang di tandai dengan kaki, tangan dingin kulit lembab dan tampak gelisah agar segera bawa ke fasilitas pelayanan Kesehatan untuk mendapatkan pe­nanganan.

DBD merupakan kasus pe­nyakit yang dapat dicegah ser­ta dikendalikan, Kota Tang­sel merupakan daerah ende­mis DBD. Untuk upaya pe­ngen­dalian program DBD di Kota Tangsel yaitu meliputi pencegahan dan pemutusan matarantai penularan, untuk pencegahan Dinkes sudah melakukan upaya pemberan­tasan sarang nyamuk (PSN) 3 M plus dengan program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dan untuk pemutusan mata rantai penularan.

”Caranya dengan melakukan penyemprotan fogging untuk wilayah yang terjadi penularan kasus DBD berdasarkan Pe­nye­lidikan Epidemiologi (PE) yang dilakukan oleh petugas puskesmas di bantu dengan koordinator jumantik di tiap-tiap wilayah,” jelasnya.

Pihaknya juga mengajak se­luruh masyarakat untuk antisi­pasi atau mengendalikan DBD dengan melakukan upaya PSN dengan 3 M plus dianta­ranya menguras, menutup dan men­da­ur ulang, serta menghindari gigitan nyamuk dan partisipasi masyarakat dalam Gerakan 1 rumah 1 jumantik (G1R1J) di­rumahnya masing-masing mi­nimal 1 minggu sekali.

Penyakit kedua adalah Lep­tospirosis. Kasus yang dise­babkan oleh tikus jika terjadi banjir yaitu penyakit Lepto­spirosis, Kota Tangeel belum pernah ada laporan penyakit tersebut. Tapi, dalam upaya antisipasi terjadinya penyakit leptospirosis perlu langkah-langkah pencegahan terja­dinya penyakit tersebut.

”Menghindari air yang sudah terkontaminasi dan pastikan kebersihannya sebelum meng­konsumsinya. Memakai sepatu dari karet dengan ukuran ting­gi dan sarung tangan karet bagi kelompok kerja yang be­risiko tinggi tertular leptos­pirosis. Membersihkan dengan desin­fektan bagian-bagian rumah, kantor atau gedung,” tuturnya.

Penyakit ketiga yang wajib diwaspadai adalah infeksi sa­luran pernapasan akus (Ispa). Ispa adalah infeksi akut yang melibatkan organ saluran per­nafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah. In­feksi tersebut dise­babkan oleh virus, jamur dan bakteri.

Sumber: